EXCITED KULIAH DARING:

Laporan Hasil Perkuliahan Semester III

KULIAH DARING

Pengalaman perkuliahan semester III kemarin sangat excited. Berawal dari membayar daftar kuliah sampai mengisi Kartu Rencana Studi (KRS). Proses ini memerlukan waktu yang cepat, agar mendapatkan jadwal kelas yang diinginkan. Saking senangnya ternyata kuliah semester III yang dilakukan secara Dalam Jaringan (Daring) atau kuliah online sudah selesai. Taraang, masuk semester IV. Permasalahan Kuliah Daring berdampak pada semua kalangan, tak hanya mahasiswa di Perguruan Tinggi, pelajar mulai dari TK sampai SMA di Indonesia bahkan dunia. Sebagian besar belajar melalui tatap muka, tetapi saat pandemi pembelajaran belajar luring dialihkan menjadi Daring. Sistem pembelajarannya berbeda.

Banyak pengalaman kuliah dari rumah. Merasakan susahnya mencari sinyal, pernah di tempat tinggal banjir,  listrik mati, dan otomatis sinyal hilang. Setiap pagi penulis harus pergi ke daerah yang tinggi untuk mencari sinyal, agar bisa kuliah. Cara lain adalah menumpang ke rumah orang yang listriknya hidup dengan alat bantuan. Mencari sinyal di daerah yang tinggi belum tentu juga langsung mendapatkan sinyal. Harus berdiri ke sana, kemari mencari sinyal karena sinyalnya juga sering hilang datang. Kerja keras dirasakan saat Ujian Akhir Semester (UTS), saat tugas yang dikumpulkan tepat waktu dan harus menghadapi sinyal yang hilang datang.

Kondisi tempat tinggal membuat perkuliahan Daring belum efektif, belum lagi dengan keterbatasan lain, seperti membeli kuota dan Gawai (Hp) yang belum mendukung. Perkuliahan Daring mengharuskan mahasiswa mengunduh beberapa aplikasi. Tidak semua aplikasi yang digunakan oleh dosen sama, jadi beda pengguna apliksi beda yang diunduh. aplikasi tersebut Beruntung yang memiliki Laptop dan Gawai yang memadai sebagai penunjang perkuliahan. Namun, yang mengalami kendala terkadang harus menghapus kemudian unduh kembali, dan berulang kali melakukan hal tersebut. Terkadang pada saat dosen menyampaikan materi, koneksi internet dan sinyal terputus-putus. Suara dosen tidak terdengar, ujung-ujungnya banyak mahasiswa yang bertanya, setelah selesai perkuliahan.

Penulis berharap dosen dapat memberikan materi dengan satu aplikasi agar memudahkan mahasiswa dalam belajar Daring. Untungnya ada juga dosen yang menggunakan aplikasi WhatsAap dan memberi kesempatan bagi mahasiswa yang telat masuk atau terkendala dengan sinyal dengan menghubungi dosen tersebut. 

“Agar mengikuti perkuliahan, ada yang harus ke daerah yang tinggi, seperti bukit atau disebut gunung untuk mencari sinyal. Jarak tempuhnya, kira-kira 10 Km dari rumahnya”

 Banyak usaha-usaha yang telah dilakukan oleh mahasiswa khususnya, kawan-kawan kelas PAI IIIB. Agar mengikuti perkuliahan, ada yang harus ke daerah yang tinggi, seperti bukit atau disebut gunung untuk mencari sinyal. Jarak tempuhnya, kira-kira 10 Km dari rumahnya. Bisa dibayangkan, jam berapa harus turun dari rumahnya, saat perkuliahan mulai pada pukul 07.00.  Ada seorang teman becerita ia hampir jatuh karena mencari sinyal. Terkadang ada dosen tidak memberi tahu dari awal, jika beliau tidak bisa masuk, akhirnya mahasiswa harus turun tempat tinggi itu kemudian pulang.

Kelebihan dan Kekurangan Kuliah Daring, tentu saja ada. Dsmpsk positif dari perkuliahan daring memiliki sisi positifnya bagi Mahasiswa. Terutama mahasiswa bisa menjadi lebih mandiri dari mencari bahan untuk belajar, melalui google, buku, dan lain-lainnya.

Semoga pandemi segera berakhir.

Penulis: Nyemas Dinny Citra Ayu, PAI/IVB
Editor: Farninda Aditya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *