Oleh; Ma’ruf Zahran
Akhir zaman saat sekarang masih terdapat satu tanah yang diberkahi Tuhan namun tanah tersebut diduduki oleh penjajah Zionis Israel. Sebab Zionis Israel mencaplok tanah Palestina Merdeka dengan cara memperluas wilayah teritorialnya, dalam istilah sederhana, Israel “pandai memindah batas patok tanah.” Dengan cara militer dan kekerasan adalah Yahudi semakin berkuasa dan menjajah sampai ke area Masjid Aqsha-Al-Quddus. Artinya setiap tahun wilayah Israel semakin luas, sedang wilayah Palestina semakin sempit. Akhirnya, Palestina hanya pada wilayah tepi barat Gaza. Sedang di wilayah Palestina yang lain, pemilik tanah menjadi budak-belian atau hamba-sahaya di rumah sendiri. Namun, kemulian dan kesucian bumi Palestina Al-Muqaddasah sama dengan bumi Mekah Al-Mukarramah dan kota Madinah Al-Munawwarah.
Belajar dari rakyat Palestina maksudnya semangat juangnya selama 75 tahun sejak tahun 1948, bumi Palestina telah dicaplok Israel dengan semakin mempersempit wilayah Palestina. Lalu, Israel semakin memperluas wilayahnya dengan cara merompak. Gaya merompak di gurun pasir ala Israel alias suka memindahkan patok tanah perbatasan secara terang-terangan. Al-Quran telah memperingatkan: jangan berbuat dosa dengan sikap merusak alam dan jangan melampaui batas! Dahulu mereka menyembunyikan kebenaran sementara mereka tahu (wataktumunal haqqa wa antum ta’lamun), sekarang mereka suka merubah peta wilayah dunia. Terlalu besar ambisi napsu!!! Dahulu mereka suka membunuh para nabi, sekarang semua mereka bunuh dengan sanapan dan pistol mereka, dengan tank-tank dan rudal mereka. Tidak peduli anak-anak, perempuan, orang tua, remaja bahkan mereka yang sedang salat di Al-Aqsha mereka tembaki dengan senapan mesin seperti peristiwa bulan suci menangis. Ramadhan 1444 H berduka, Masjid Aqsha-Al-Quddus berdarah menjadi saksi kewafatan para syuhada’. Mereka yang tidak mampu telah gugur saat menunaikan ibadah salat.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hanya mengutuk, malah terkadang diam-bungkam tanpa aksi nyata dengan menghukum pelaku. Israel melakukan kekejaman dalam ruang terbuka tanpa merasa bersalah di depan wartawan. Israel tanpa rasa malu membunuh pelajar dan penghafal 30 juz Al-Quran. Israel bertindak secara dzalim atas nama negara dan mereka dipersenjatai lengkap untuk menganiaya rakyat Palestina yang berdaulat.
Dalam surah Al-Fatihah ayat 7, Tuhan menyebutkan Israel dan orang-orang yang sewatak dengannya adalah maghdhub. Maghdhub artinya orang-orang yang dimurkai, orang-orang yang dilaknat Allahu Subhanahu wa Ta’ala melalui lisan Daud dan Sulaiman. Buktinya, dari dulu sampai hari dunia berakhir, Israel masih dan sedang mempertontonkan keangkuhannya kepada dunia. Tanpa ada yang bisa menghentikan kedzaliman tentara Zionis Yahudi, kecuali Tuhan. Kedatangan pertolongan Tuhan sudah sangat dekat, 100 tahun kedepan dunia akan dipimpin Al- Mahdi, salam ya Mahdi. Atau hari ini, kita sedang menunggu, sungguh sudah berhampiran ketibaan Al-Mahdi. Sebab, waktunya datang secara tiba-tiba, sesaat (innas-sa’ah baghtah).
Belajar dari rakyat Palestina tentang kesabaran, keberanian. Dua sifat ini sangat mengemuka ketika mereka berhadap-hadapan dengan tentara Zionis Israel. Rakyat Palestina, mereka telah menjadi contoh bagi kegigihan semangat juang, pantang menyerah, dan tidak pernah berputus harap berperisai kesabaran menanti kemenangan Al-Quds untuk ketiga kalinya (terakhir). Sesudah masa Khalifah Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Kemudian dibebaskan oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi, lalu etape ketiga, siapa gerangan? Apakah Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu sebagai pembebas? Sebab, 100 tahun telah berlalu sejak kehancuran dinasti Usmaniyah diTurki (1924), dan sekarang generasi yang hidup di tahun 2024. Arah dunia akan berkiblat kemana?
Aplikasi praktik Al-Quran ditemukan di kota suci Palestina, edisi lengkap. Maksud lengkap adalah Palestina menyimpan ilmu rahasia yaitu kesabaran penduduk dalam menghadapi kebejatan akhlak Zionis Israel. Puncak kesabaran terdapat di tanah suci Palestina, tidak ditemukan pada kota Mekah dan Madinah. Dua kota suci yang bergelimang cahaya kemewahan dan terus memperindah, mempercantik dan memperluas Masjidil-Haram untuk menampung jama’ah haji setiap tahun, dan paket umrah setiap hari. Pandangan yang kontras adalah saat Masjidil-Aqshabergelimang darah para syuhada’, tangisan anak-anak dan perempuan serta bunyi sirene yang meraung-raung di tengah kota yang dapat disaksikan setiap hari. Kebakaran, kematian, peperangan adalah berita harian yang mewarnai kepiluan dan kesedihan penduduk Palestina. Tidak seperti kota Mekah yang aman, damai dan penduduknya sejahtera karena buah-buahan, roti, susu, daging, ikan, dan aneka sayur-mayur. Devisa Kerajaan Arab Saudi terus mengalir seperti banjir yang mendatangkan semua mata uang dunia. Travel ibadah haji dan umrah sudah membuat mereka menjadi kaya-raya. Penduduk Mekah dan Madinah sudah bermandikan harta dunia. Mereka bisamembangun gedung-gedung mega proyek pencakar langit. Tower yang dilengkapi hotel-hotel mewah di atas awan, terdapat banyak pemandian dan kolam renang. Madinah tidak mau kalah saing dalam persoalan pembangunan terkini dan termahal. Saat yang sama, Jedah telah menjadi destinasi wisata dunia yang akan menyaingi Dubai. Jedah dan Abu Dabi bersaing dalam kemewahan zona wisata internasional. Oleh sebab itu, di akhir zaman, Rasulullah mendoakannegeri Syam (biladi Syam). Syam termasuk Palestina, Mesir, Jordania dan Yaman sebagai negeri-negeri akhir zaman.
Kenyamanan demi kenyamanan terus ditingkatkan dalam layanan prima ziarah haji dan ziarah umrah ke Mekkah Al-Mukarramah. Dilanjutkan ziarah kepada Rasulullah di kota Madinah yang terdapat Masjid Nabawi. Sebaliknya, ziarah Aqsha selain karena terlupakan juga sedang dikuasai oleh Zionis Israel. Namun belum ada upaya dan ikhtiar maksimal atau sudah tidak peduli dengan nasib saudara-saudara Palestina. Keadaan dunia Islam yang sangat kontras, hari ini banyak ummat disibukkan untuk menghafal ribuan sabda dan menghafal 6.666 ayat-ayat suci-Nya untukditandingkan (musabaqah). Hari ini remaja-remaja muslim menghabiskan malam-malam mereka di cafe-cafe dengan pergaulan bebas. Sementara saudara kita, adik-adik kita, orang tua kita di Palestina meregang nyawa kematian. Itulah sebabnya, sehingga Nabi Muhammad memberi perhatian khusus terhadap Palestina, bukan kepada yang lain. Tuhan berpihak kepada kaum tertindas, dan Tuhan membenci kaum yang menindas. Dapati Tuhanmu pada hati yang patah dari hamba-Nya, bukan pada hati yang bersenang-lenang dengan bermandikan kemegahan materiduniawi dan berpoya-poya. Wallahu a’lam.