Oleh: Maemunah
Pratiwi Amalia Putri, mahasiswa berprestasi Prodi PAI, yang pernah menjadi the 1st Best Paper on Panel Session pada 6th BUAF di Banjarmasin sukses mempertahankan skripsinya di hadapan penguji, Prof. Dr. Zaenuddin, MA, MA (Guru Besar Agama dan Budaya) dan Putri Handayani Lubis, M.Si (Dosen Ketahanan Nasional) pada hari Rabu, 7 Januari 2024.
Judul skripsi Pratiwi berjudul “Keutamaan Perempuan Berpendidikan: Studi Komparasi Pemikiran Pendidikan Islam RA Kartini dan Sukarno “di bawah bimbingan Dr. Syamsul Kurniawan, S.Th.I, M.S.I (Doktor Pendidikan Islam) dan Oki Anggara, M.Si (Dosen Ketahanan Nasional).
Sebagaimana diungkapkan oleh Pratiwi, keadaan perempuan di masa kolonial sangat memprihatinkan dan bertolak belakang dengan konsep kodrat perempuan di dalam Islam. Mereka didiskriminasi dan dianggap rendah, baik secara fisik maupun psikis. Adapun melihat realita kondisi perempuan di abad ke-20 sekarang ini yang dikenal sebagai zaman yang sudah sedemikian maju, tampaknya posisi perempuan terhadap laki-laki belum mengalami banyak perubahan. Padahal kebebasan adalah konsep modal utama menuju kondisi kehidupan yang lebih baik, membebaskan manusia dari rantai yang membelenggu dan menghadirkan keadilan, kedamaian, serta kesejahteraan bagi umat manusia. Hal ini pun mendapat perhatian dari tokoh nasional, yaitu RA. Kartini dan Sukarno dengan mengggaungkan emansipasi perempuan. Maka dari itu, tulisan ini memiliki tujuan untuk mengetahui pemikiran pendidikan Islam RA. Kartini dan Sukarno serta relevansinya mengenai keutamaan perempuan berpendidikan di zaman kontemporer.
Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi, mahasiswi peserta program akademi riset LP2M IAIN Pontianak merupakan hasil penelitian kepustakaan (library research) yang data-datanya ia peroleh dari perpustakaan, baik digital maupun non-digital, kemudian data-data yang sudah terkumpul tersebut barulah dianalisis dengan teknik systematic review. Sifat dari penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif.
Berdasarkan analisis terhadap data-data yang peneliti temukan, maka dapat disimpulkan bahwa: RA. Kartini dan Sukarno memiliki kesepahaman dalam mengenai pentingnya perempuan berpendidikan. Keduanya meyakini bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk mengatasi kebelengguan sosial dan budaya perempuan, dengan fokus pada kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Mereka sepakat bahwa pembebasan perempuan terwujud melalui Pendidikan. Kecerdasan pikiran (akademis, emosional, dan sosial) perempuan ditekankan sebagai kekuatan untuk mencapai tujuan nasional. Keseluruhan, pandangan keduanya menciptakan fondasi kuat untuk pemberdayaan perempuan dan kemajuan bangsa Indonesia.
Prof Zaenuddin selaku penguji Pratiwi dalam sidang skripsi mengapresiasi skripsi yang ditulis Pratiwi. “Sangat bagus, dan layak diterbitkan,” seru Guru Besar yang pernah menempuh studi di Eastern Mennonite University (EMU) in Virginia, USA.
Pratiwi lulus dengan perbaikan minor dengan nilai 91. “Seingat saya, ini skripsi dengan nilai tertinggi yang ada dalam sejarah Prodi PAI,” demikian tandas Dr. Syamsul, Dosen Pembimbing yang juga menjabat sebagai Kaprodi PAI IAIN Pontianak.