Oleh: Ma’ruf Zahran Sabran
Dunia dihadapkan dengan krisis pangan. Para peneliti berupaya mencari sebab akar masalah, untuk menemukan solusi bersama. Faktor iklim yang tidak menentu menjadi ciri abad ini. Akibatnya, sawah yang gagal panen. Artinya pertanian rusak, hutan digundul, sampai pencemaran air sungai akibat penambangan. Hingga polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan, kebakaran lahan dan hutan, asap pabrik dan efek rumah kaca. Panas bumi.meningkat (global warming), dampak penyertanya adalah mencair es di kutub utara dan kutub selatan. Bila ini terus terjadi, wilayah ditepian laut akan tenggelam, hanyut dibawa air.
Kalkulasi alam yang tidak bersahabat dengan manusia, mengundang musibah dari atas dan dari bawah. Dari atas, sekarang kita mengalami badai matahari, panasnya sangat terasa di.bumi. Dari bawah, terjadi pergeseran, pergesekan, pergerakan dasar bumi yang berakibat patahnya lempeng tektonik di dasar laut. Kepatahan lempeng tersebut berakibat tsunami (gelombang pantai). Memberi tanda (indikator) bahwa langit dan bumi sudah tua (uzur). “Dan siapa saja (segala sesuatu) yang Kami panjangkan umur-nya, Kami kurangi bentuk kejadiannya. Apakah mereka tidak berakal?” (Yasin:68).
Mengamati tanda akhir zaman, bila masih menuhankan nama. Keadaan hati bisa kecewa, kecewa yang akan datang. Kecewa karena meyakini nama Tuhan adalah derita dan duka. Keadaan hati merasa tenang, karena yang datang adalah Tuhan ketenangan. Keduanya, bukan Tuhan, melainkan napsu. Napsu suka dan napsu duka yang berpusat pada ego sentris. Buktinya, napsu sangat berkesesuaian dengan kekayaan, kemudahan, kesehatan, kekuatan, kekuasaan, kelapangan. Napsu tidak setuju dengan kemiskinan, kepayahan, kesakitan, kelemahan, kesempitan. Derita orang yang menuhankan Tuhan terhenti pada nama (isim). Sengsara orang yang menuhankan Tuhan sebatas huruf. Sebagaimana dalam banyak firman-.Nya: “Dan diantara manusia ada yang menyembah Allah hanya ditepian huruf. Maka jika dia memperoleh kebaikan, dia merasa puas. Jika dia ditimpa cobaan, dia berbalik ke belakang.(ingkar). Dia merugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata.” (Al-Haj:11).
Isi pesan Zabur, pesan Taurat, pesan Injil, pesan Alquran adalah sama (tauhid). Sebab,sumbernya adalah sama, dari Tuhan yang maha esa (Allahuahad). Dalam sejarah estafet kewahyuan Daud, Musa, Isa, Muhammad mereka adalah sesama saudara kenabian. Oleh sebab itu, ajaran ketuhanan yang mereka ajarkan adalah sama. Daud tidak membawa ajaran baru,kecuali apa yang pernah disampaikan oleh Ibrahim. Musa tidak menjelaskan ajaran yang asing, melainkan apa yang telah diwasiatkan dari Daud. Isa mengajar kepada umat, sebagaimana konsep keesaan Ibrahim, Ishak, Ya’qub, Yusuf, Ayub, Syuaib, Musa. Kisah mereka terhimpun dalam Alquran. Alquran berbicara keesaan Tuhan tidak berselisih dengan konsep tauhid Ibrahim dan para utusan Allah di muka bumi. Meski rentang waktu antara Isa dan Muhammad, kurang lebih lima ratus tahun (lima abad). Sejarah kekosongan dari kenabian tersebut dinamai masa fatrah.
Rekam jejak Taurat dan Injil sebagai ajaran yang berkelanjutan (sustainable), telusur kitab suci ditemukan pada surah Almaidah ayat 46 (Taurat): “Dan Kami teruskan jejak mereka.(generasi Taurat) dengan mengutus Isa putera Maryam (generasi Injil). (Injil) membenarkan kitab sebelumnya (Taurat). Dan Kami menurunkan Injil kepada-nya (Isa putera Maryam). Didalamnya (Injil) terdapat petunjuk, cahaya, dan membenarkan kitab sebelumnya (Taurat). Sebagai petunjuk dan nasehat untuk orang-orang yang bertakwa.” Sedang kepada generasi Injil (ahlul injil), Dia firmankan: “Dan berhukumlah generasi Injil kepada apa yang diturunkan Allah. Dan siapa yang tidak berhukum kepada yang telah diturunkan Allah, mereka itulah orang-orang yang fasik (berdosa besar).” (Almaidah:47).
Menyadari bahwa kita sungguh telah berada di penghujung masa, mendekati kiamat. Dimana tanda-tanda kecil kiamat sudah lengkap (‘alamatus-sughra). Seperti minuman khamar dan zina telah dikerjakan terang-terangan. Terjadi kematian mendadak, wafatnya para ulama akhirat. Bermunculan ulama dunia, ulama yang berperangai jahat (ulama’ussu’). Masjid penuh.dengan jamaah, masjid berornamen mewah. Namun masjid kosong dari hidayah tauhid. Lalu,.semakin trend anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Kini, umat manusia sedang menunggu tanda-tanda besar kiamat (‘alamatul kubra). Tanda yang pertama muncul adalah kedatangan Dajjal.
Diikuti dengan keluarnya Dabbah (binatang melata) dari dalam bumi. Dukhan (meteor) yang jatuh menghantam bumi. Turun-nya Nabi Isa putera Maryam, dan datangnya Imam Mahdi (Muhammad bin Abdullah Al-Mahdi). Kerusakan di bumi sebagai akibat dari ulah jahat Ya’juj dan Ma’juj. Matahari terbit dari arah sebelah barat. Bertiup angin lembut, hembusan yang mewakafkan orang-orang yang beriman dengan sangat santun, kasih-sayang dan lemah- lembut. Maksudnya, mukmin wafat secara berjamaah. Penenggelaman bumi di sebelah barat. Penenggelaman bumi di sebelah timur. Terakhir (the end), berkobar api besar dari negeri Yaman.
Keyakinan kepada hari akhir dan tanda-tanda ketibaan-nya, telah diprediksi oleh dokumen kitab suci, Zabur, Taurat, Injil dan Alquran. Prospektus akan turun-nya Isa putera Maryam dalam firman Tuhan. “Dan sesungguhnya dia (Isa), benar-benar sebagai pertanda akan kedatangan hari kiamat. Karena itu, jangan kamu ragu tentangnya (kedatangan Isa). Ikutilah. Aku. Inilah jalan yang lurus.” (Azzukhruf:61).
Jadi, dunia sekarang sedang menunggu Isa putera Maryam. Beliau melayani dan menasehati umat manusia akhir zaman. Kedatangan-nya bukan sebagai Nabi atau Rasul. Sebab Muhammad putera Abdullah merupakan Rasul dan Nabi penutup. Tidak ada Nabi sesudahnya (la nabiyya ba’dah). Namun, Isa diutus untuk umat akhir zaman, sebagai wali dan penutup kewalian. Isa datang berperan sebagai petugas pendakwah Tuhan (da’i ilallah), dan Isa penutup para da’i ilallah. Isa menyebarkan ajaran keesaan Allah secara murni (monoteisme), keesaan yang mutlak. Simak nasehat Isa: “Dan jangan kamu dipalingkan (disesatkan) oleh setan. Sungguh setan itu, musuh yang nyata bagi-mu.” (Azzukhruf:62).