Oleh: M. Iqbal Arraziq
Alumni Prodi PAI IAIN Pontianak 2013, Menyelesaikan Magister di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, dan Dosen LB di IAIN Pontianak
BUNG KARNO pernah mengatakan “gantunglah cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau jatuh di antara bintang-bintang.” Pernyataan profestik founding father negeri ini sang orator yang ulung, proklamator yang disegani berbagai negara dunia, menginspirasi masyarakat Indonesia untuk jangan takut untuk memiliki impian. Bermimpilah yang besar karena sesungguhnya engkau lahir dari rahim bangsa yang besar.
Catatlah impianmu, kira-kira demikian poin yang bisa kita tangkap dari pernyataan profetik Bung Karno di atas. Adik-adikku mahasiswa PAI, dengan mencatatnya, sama halnya Anda memiliki tujuan hidup yang jelas. Orang yang memiliki tujuan akan yakin kemana ia akan menuju. Sementara orang yang tidak memiliki tujuan akan kebingungan dalam perjalanan kehidupan yang membuatnya tidak memiliki motivasi hidup yang akhirnya gampang menyerah dan berputus asa bila mengalami kesulitan-kesulitan dalam hidup.
Adik-adikku mahasiswa PAI, ada bedanya orang yang tahu tujuan hidupnya, tahu impiannya (baik dalam jangka pendek dan panjang) dan/atau mengerti tujuannya baik di dunia dan akhirat. Jangka pendek yang dimaksud, bisa saja tujuan Anda 1 hingga 5 tahun ke depannya, dan jangka panjang di atas rentang itu. Nah, ini menurut saya, bahwa orang yang mengerti tujuan hidupnya jelas ia akan optimis dalam menjalani hidupnya mengerti tantangan-tantangan dalam kehidupan tidak mudah untuk menyerah atau putus asa karena ia memahami tujuan hidupnya. Ia memahami bahwa tantangan-tantangan atau ujian dalam kehidupan sejatinya untuk menaikkan kelasnya yang lebih tinggi. Dengan tantangan itu ia menyadari bahwa untuk meningkatkan kuliatas dan kapasitas dirinya dalam menggapai tujuan atau impiannya.
Pengalaman yang ingin saya bagi
Sedikit ingin berbagi pengalaman, saya alumni PAI di IAIN Pontianak angkatan 2013, saya pernah mencatat impian saya di tahun 2014 ingin melanjutkan S2 atau magister di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Tidak hanya itu, saya juga catat mimpi saya untuk menjadi dosen. Ya, kala itu saya tercatat sebagai mahasiswa Bidik Misi semester 3 dan qadarullah selesai saya S1 di program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Pontianak tahun 2017 saya bisa melanjutkan S2 tepat sama persis di kampus yang saya inginkan. Allah mudahkan saja prosesnya, dan karenanya semesta mendukung.
Adik-adikku mahasiswa PAI, jelas ini bukan berarti tidak ada batu sandungannya. Tapi bagi saya itu adalah tantangan, harus kita hadapi dan bukannya kita lari dan menyerah karenanya. Karena saya yakin tantangan itu adalah latihan untuk menaikkan kapasitas dan kualitas diri.
Singkat cerita saya diwisuda S2 atau magister di tahun 2020 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan predikat cum laude, dan diterima mengajar di tahun 2021 sebagai dosen LB di IAIN Pontianak. Qadarullah sama dengan impian yang pernah saya catatkan dulu, delapan tahun lalu. Itu artinya impian yang pernah saya tulis ternyata Allah kabulkan. Dan karenanya, semesta mendukung.
Nah adik-adikku mahasiswa PAI, yuk catatkan impian-impian. Jangan menyerah dengan impian-impian itu, sebab impian itu bisa saja adalah doa untuk Anda. Seperti pengalaman saya kala berstatus sama seperti Anda, mahasiswa PAI IAIN Pontianak. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.***