AJAKAN PERDAMAIAN MENJADI TUGAS KESEMESTAAN

Oleh: Ma’ruf Zahran Sabran

Tajuk ajakan perdamaian di atas merupakan tugas kesemestaan umat untuk kemakmuran di bumi. Mengemban tugas profetik guna menghadirkan rahmat bagi seluruh hayati, flora dan fauna. Jalan lurus keselamatan yang telah dicontohkan para utusan adalah jalan Allah. Jalan Allah yang mengajak kepada surga (jannah) dan ampunan (maghfirah).

Apa yang menjadi tunjuk-suruh Tuhan adalah damai. Semua para utusan merujuk kepada nur, nora (cahaya) Muhammad. Isinya adalah kasih sayang dan perdamaian.

Berpegang-teguh kamu semua kepada tali agama Allah, dan jangan kamu bercerai-berai. Bukankah kamu dahulu dalam keadaan bercerai-berai (amuk massa). Kemudian Allah dengan karunia-Nya, melembutkan hati-mu, dan menjadikan kamu bersaudara. Bukankah dahulu, kamu sudah berada ditepi jurang neraka, segera Allah menyelamatkan-mu (baca Ali Imran:103)

Sedari dulu, kitab suci Alquran mengandung misi mentauhidkan Allah SWT. Perintah mengesakan dan larangan mempersekutukan-Nya, terdapat pada 114 surah. Hal ini mengisyaratkan bahwa Tuhan wajib dikenali. Namun jangan keliru, Dia mengenalkan diri kepada siapa yang Dia kehendaki. Meski puluhan tahun mencarinya, usia setengah abad belum juga ditemukan. Bukan umur yang menentukan, namun pilihan rahmat pelimpahan.

Caranya, kenali Dia dengan sifat-sifat keibuan (ummiyah) seperti Arrahman (pengasih), Arrahim (penyayang). Dua sifat yang sangat mengemuka pada diri-Nya. Ajaran kasih sayang ini yang ditonjolkan tuan guru (Ismail Mundu bin Abdul Karim, lahir:1870, wafat:1957). Untuk murid dan pencinta kajian, dia wasiatkan untuk menjalankan agama, agama kasih sayang (rahmah), agama penuh cinta, kelembutan, kemudahan, kelapangan (samhah). Bukan agama picik, sempit dan anarkis. Sebab, edukasi pesan damai dengan bahasa agama sudah menjadi akar budaya Indonesia yang ramah.

Karena itu, memerankan pionir perdamaian menjadi tugas dimana saja (kita) berada. Menjadi pekerja perdamaian adalah tugas mulia tanpa memandang status. Lintas agama, lintas etnis, lintas bendera politik, lintas kepentingan, kecuali sampai perdamaian tegak berdiri di muka bumi. Kerap kali Dia memberi tunjuk-ajar. Damaikanlah saudara-mu yang berselisih. Jadilah penegak keadilan, sesungguhnya adil lebih dekat kepada takwa. Titik kumpul kebaikan adalah tauhid, dan titik rusak kebaikan adalah syirik.

Ada fenomena yang kurang sedap dipandang dan kurang elok di youtube, reklame meminta sedekah infak Alquran, apakah ini gerakan sedekah murni? Atau, kepentingan sekelompok orang yang mengatasnamakan agama, pondok pesantren, anak-anak yatim, atau masjid dan surau? Bagaimana kondisi di lapangan, bukankah ini sikap mempermalukan? Agama yang murni ialah ikutilah orang-orang yang tidak mengharapkan upah dari-mu, mereka orang-orang yang berada dalam kepastian petunjuk (baca Yasin:21). Atau mereka merusak jalan lurus agama, agar agama menjadi bengkok, dan agama menjadi hina-dina.

Perilaku tipu-tipu mereka sudah diunggah kitab suci Alquran sejak dahulu kala, 1400 tahun yang lalu. Menjadikan agama sebagai ladang mencari kehidupan. Apa lagi saat pertanggungjawaban tidak ada, akuntabilitas publik dan legalitas- nya. Penulis teringat dengan nasehat Kyai Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah, 1912) pernah mengatakan: “HidupilahMuhammadiyah. Jangan mencari hidup di Muhammadiyah.”

Akhir zaman kini, sangat perlu waspada. Selektif terhadap tawaran yang datang dari mana-pun. Ciri abad ini adalah kebohongan (Dajjal). Racun bermerk madu, madu bercampur gula. Madu tertulis racun. Tuba berlabel susu. Susu bermerk tuba. Sehingga keimanan menjadi rentan, rawan, dan terdampak tidak menentu (inkonsisten). Sabda baginda: “Takutlah kamu kepada fitnah (ujian) kezaliman yang datang seperti potongan malam yang gelap.”

Jadi, ajakan perdamaian, persahabatan, persaudaraan, keadilan, kejujuran publik adalah isu-isu penting yang diangkat kitab suci Alquran (Annahl:90). “Sungguh Allah telah menyuruh-mu berbuat keadilan, dan kebaikan. Berikanlah.hak (zakat) kepada kerabat (miskin). Cegahlah olehmu perbuatan keji, mungkar, dan permusuhan. Sebagai pengajaran dari Tuhanmu, mudahan kamu selalu ingat.” Maha benar Allah yang maha agung dengan segala firman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *