Penelitian atau riset merupakan bentuk kegiatan pembelajaran untuk membangun cara berpikir kritis mahasiswa yangmemiliki passion menjadi peneliti untuk lebih mendalami, memahami, dan mampu melakukan metode riset secara lebih baik yang sangat dibutuhkan untuk berbagai rumpun keilmuan pada jenjang pendidikan tinggi, tak terkecuali riset-riset pendidikan Islam/ atau pendidikan agama Islam. Oleh karena itulah,mahasiswa baik itu jenjang sarjana atau pascasarjana mesti menguasai berbagai pendekatan yang dibutuhkan untuk menyelami riset tersebut. Jika yang dimaksud itu adalah mahasiswa sarjana atau pascasarjana, pada program studi pendidikan agama Islam, maka mahasiswa membutuhkan asupan pengetahuan seputar ini. Hal ini disampaikan oleh Bapak Drs. H. Ulin Nuha, M.Pd, Wakil Dekan 1 Bidang Akademik dan Kelembagaan, Fakultas Tarbiyah IAIN Kudus, yang dalam hal ini mewakili Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Kudus.Hal ini diperkuat oleh Bapak Puspo Nugroho, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam,Fakultas Tarbiyah IAIN Kudus, bahwa kegiatan seminar online Konsorsium Program Studi Pendidikan Agama Islam ini tujuannya adalah memperkuat dasar penyusunan peta riset program studi pendidikan agama Islam.
Kegiatan yang mengundang narasumber dari Program Studi Pendidikan Agama Islam,Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Pontianak, Dr. Syamsul Kurniawan, S.Th,I, M.S.I, juga bisa dikatakan sebagai bentuk realisasi kerjasama bidang akademik antarkedua program studi. Sudah zamannya sekarang, kegiatan dilakukan secara berkolaborasi, tandasnya.Pada penyampaian materi, Dr. Syamsul Kurniawan, S.Th,I, M.S.I menyampaikan bahwa sekarang sudah zamannya riset dilakukan dengan pendekatan interdisipliner, dan bukan lagi monodisipliner.
Di Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam negeri Pontianak sendiri sudah memulai tren ke arah itu. Hal ini bisa dilihat dari judul-judul skripsi mahasiswa yang tidak lagi berkutat pada tema-tema seputar penelitian tindakan kelas, tetapi juga bisa tema-tema lain dengan pendekatan yang sifatnya interdisipliner selama beririsan dengan ruang lingkup kajian pendidikan agama Islam.Dalam konteks ini, sebutnya, riset-riset di program studi pendidikan agama Islam dengan pendekatan interdisipliner menjadikan tema-tema skripsi akan lebih menarik, dan pastinya tidak lagi berwarna dikotomik (sebagaimana tren kala menggunakan pendekatan monodisipliner).
Dengan demikian, sudah saatnya kita bergeser ke arah pendekatan yang interdisipliner, dan baik dosen atau mahasiswa perlu menjadikannya sebagai habitus.Melalui pendekatan interdisipliner, riset prodi pendidikan agama Islam, tidak hanya seputar pembelajaran atau penelitian tindakan kelas saja, tetapi bisa menyasar pula pada isu-isu strategis pendidikan agama Islam, seperti pendidik, peserta didik, kurikulum, lingkungan sosial pendidikan, pemikiran pendidikan, manajemen strategis pendidikan, psikologi pendidikan, sosiologi pendidikan, hal lainnya yang kemudian dikaitkan dengan isu global kekinian, sehingga melahirkan temuan baru (novelty) yang bermanfaat bagi masyarakat.
Kegiatan yang diselenggarakan via zoom ini bisa dibilang sukses, dengan peserta yang variatif, mulai dari mahasiswa jenjang sarjana (S1) dan pascasarjana (S2, dan S3), pemerhati pendidikan, dan termasuk pengelola Program Studi Pendidikan Agama Islam di beberapa kampus di Indonesia turut meramaikannya. Tercatat di akhir acara lebih dari seratusan peserta yang mengikuti kegiatan ini.
Oleh: Maemunah