Dari Diri Sendiri untuk Dunia

Oleh: Heriansyah, S.Pd.I, M.Pd

Seorang Ilmuwan pernah mengatakan “jika anda dapat memimpikannya, maka anda akan dapat meraihnya”. Jika sukses yang kita impikan, kita akan bisa meraihnya. Sukses dalam Islam biasanya disebut Muflih (beruntung) atau faiz (menang). Oleh karena itu, kita dianjurkan minimal dalam doa selalu hadir “doa sapu jagat”. Kaitannya dengan doa tersebut sukses itu adalah “ketika kita memperoleh kebahagian dunia dan akhirat kelak. Kita harus menjadikan sukses dunia sebagai jalan sukses akhirat.

Sepakat saya dengan apa yang ditulis Munadi Imam yang menuturkan, bahwa David J. Schwarzt, menyampaikan “sukses sejalan dengan kesejahteraan (prosperity), kehormatan (admiration), kepemimpinan (leadership), dan kebebasan (freedom).” Sedangkan menurut Shiv Khera “keberhasilan anda dalam mencapai target yang telah anda tentukan, apapun ia dan seberapa pun besarnya ia”. Bermimpi melebihi tingginya langit itu boleh, sekalipun kemungkinan jatuh ada, setidaknya jika jatuh berada diantara bintang-bintang yang menggunakan cahaya sendiri (Heriansyah, 2019:15)

Meminjam teori Law Of Attraction, kita perlu mendefinisikan sukses secara tepat dan jelas. Jika definisinya lemah, akan menarik kelemahan dari definisi sukses yang akan kita raih. Jika definisi sukses sangat kuat dan menginspirasi, secara tidak langsung tanpa sadar akan menarik kekuatan dan kesuksesan yang kita inginkan. Karena di alam bawah sadar, setiap kata atau konsep akan berkaitan dengan kata atau konsep lain. Inilah yang disebut mind logic tulis Sarbini dkk.

Seorang yang memiliki mimpi mengubah dunia, seringkali pupus karena ketidakmampuannya mengubah diri sendiri. Senior saya pernah menyampaikan catatannya tentang nasihat Cak Nur yang mengatakan “ Satu Keteladanan lebih bermakna dibanding Seribu Kata-kata” kira-kira begitu ungkapannya. Kita menyadari Justru dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, siapapun punya banyak “pengetahuan” terhadap apa yang ada di dunia ini, kecuali mereka yang enggan. Namun, keteladanan yang saat dinanti oleh lintas generasi justru sulit ditemukan.

Namun demikian, persoalan yang muncul, adakah jawaban “Banyak”, jika kita bertanya pada orang-orang dengan beda Generasi siapa yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari penuh dengan keteladanan ? OIeh karena itu, saat kita sedang belajar dengan baik, belajar tentang akhlak, keteladanan ilmu pengetahuan dsb. Kita sedang mengubah dunia. Dunia yang penuh dengan akhlak, keteladanan dan contoh kebaikan yang tampak dari sikap, perkataan dan perbuatan kita. Wallahu ‘alambishshawab.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *