Kepala sekolah SMAIT Al -Fityan dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan seminar P5 Bhineka Tunggal Ika dengan tema “analisis dampak dari keberagaman di kalimantan Barat”, diharapkan peserta didik dapat lebih mengenal suku suku yang ada di Kalimantan Barat. Bukan hanya itu saja, kepala sekolahberharap dari kegiatan ini perserta didik lebih memperkuat nilai nilai toleransi.
Narasumber Putri Handayani Lubis, Gugus Kendali Mutu PAI IAIN Pontianak, yang diundang oleh pihak sekolah memaparkan Keberagaman budaya bisa menjadi lebih rentan terhadap konflik karena beberapa alasan berikut:
Perbedaan Nilai dan Keyakinan
Beragam budaya seringkali memiliki nilai, norma, dan keyakinan yang berbeda. Ketika perbedaan-perbedaan ini tidak dipahami atau dihargai dengan baik, mereka dapat memunculkan ketegangan dan konflik.
Persaingan Sumber Daya Keberagaman budaya sering kali terkait dengan perbedaan geografis, etnis, atau kelompok sosial yang berbeda. Persaingan untuk sumber daya seperti tanah, air, dan pekerjaan dapat mendorong konflik antar kelompok budaya yang bersaing.
Ketidaksetaraan Sosial Dalam masyarakat dengan keberagaman budaya, beberapa kelompok mungkin memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya, pendidikan, atau peluang ekonomi daripada yang lain. Ketidaksetaraan sosial ini dapat menjadi sumber ketidakpuasan dan konflik.
Misunderstandings dan Stereotip
Salah paham dan stereotip terhadap kelompok budaya lain dapat memperburuk konflik. Ketika orang tidak memahami budaya orang lain dengan baik, ini dapat mengarah pada prasangka dan konfrontasi.
Politik Identitas Kadang-kadang, politik identitas dapat dimanipulasi oleh pihak-pihak yang tertarik untuk memanfaatkan keberagaman budaya untuk kepentingan mereka sendiri. Ini dapat memicu konflik yang lebih besar.
Kurangnya Dialog dan Toleransi
Kurangnya komunikasi, dialog, dan toleransi antar kelompok budaya dapat membuat konflik lebih sulit untuk dihindari atau dipecahkan.
Sejarah Konflik Keberagaman budaya juga dapat diwarnai oleh sejarah konflik yang panjang antar kelompok budaya tertentu. Ketegangan sejarah ini dapat mempengaruhi hubungan antar kelompok budaya di masa kini.
Meskipun keberagaman budaya dapat membawa berbagai manfaat, penting untuk diakui bahwa konflik tidak selalu muncul sebagai akibat langsung dari keberagaman itu sendiri. Seringkali, konflik timbul karena cara masyarakat, pemerintah, dan individu mengelola dan merespons perbedaan budaya ini. Oleh karena itu, upaya untuk mempromosikan pemahaman, dialog, toleransi, dan keadilan sosial dapat membantu mengurangi potensi konflik dalam masyarakat yang beragam budaya.
Hal ini juga dijelaskan dalam alquran pada QS al-Hujurat ayat 13 yang artinya wahai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki laki dan perempuan kemudian kami menjadikan kamu
berbangsa bangsa dan bersuku suku agar kamu saling mengenal, sesungguhnya diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa.
Bukan itu saja, Narasumber juga memaparkan apa saja sikap pelajar terhadap keberagaman suku di daerah
Sikap pelajar terhadap keberagaman suku di daerah seharusnya didasarkan pada prinsip-prinsip toleransi, penghargaan, dan inklusi. Berikut adalah beberapa sikap yang seharusnya dimiliki oleh pelajar terhadap keberagaman suku di daerah:
Toleransi
Pelajar harus bersikap toleran terhadap perbedaan suku dan budaya. Mereka harus menghormati hak setiap individu untuk menjalani kehidupan sesuai dengan budaya dan adat istiadat mereka.
Penghargaan
Pelajar seharusnya menghargai kekayaan budaya dan warisan suku-suku di daerah tersebut. Ini mencakup bahasa, seni, musik, adat istiadat, dan sejarah yang unik.
Keterbukaan
Sikap terbuka dan ingin belajar adalah kunci untuk memahami keberagaman suku. Pelajar seharusnya bersedia belajar tentang budaya suku-suku lain, bertanya, dan mendengarkan cerita mereka.
Inklusi
Penting bagi pelajar untuk memastikan bahwa tidak ada yang merasa dikecualikan atau diasingkan berdasarkan suku mereka. Semua individu harus merasa diterima dan diperlakukan dengan adil.
Kerukunan
Pelajar seharusnya berkontribusi pada menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis di sekolah dan masyarakat mereka. Mereka dapat menghindari konflik, mengedepankan dialog, dan mempromosikan kerja sama antarsuku.
Pendidikan
Pelajar juga seharusnya memanfaatkan kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang keberagaman suku di daerah mereka melalui pendidikan formal dan informal. Ini akan membantu mereka memahami aspek-aspek yang lebih dalam dari keberagaman ini.
Membantu Masyarakat Pelajar dapat terlibat dalam kegiatan atau proyek yang mendukung suku-suku di daerah mereka, seperti program sosial atau kegiatan kebersihan lingkungan. Ini membantu memperkuat ikatan antarsuku dan membangun rasa solidaritas.
“Dengan sikap yang positif dan inklusif terhadap keberagaman suku di daerah, pelajar dapat berperan penting dalam mempromosikan kerukunan sosial dan membangun masyarakat yang lebih kuat dan harmonis. Keberagaman adalah sumber kekayaan budaya, dan sikap yang bijaksana terhadapnya dapat membawa manfaat bagi semua,” tandas Bu Putri.*
Oleh: Maemunah