INTI SEMUA AGAMA ADALAH TAUHID SEBAGAI WASIAT SELURUH KITAB SUCI

Oleh: Ma’ruf Zahran Sabran

Tuhan yang esa, dan ketuhanan yang maha esa, tidak mungkin dibagi lagi dipisah. Kekacauan berpikir saat manusia meng-otak-atik Tuhan menjadi jamak, dan Tuhan menjadi banyak ragam. Merubah pernyataan positif menjadi negatif. Padahal, Tuhan tidak pernah melakukan perubahan fitrah. Manusia dengan sombong, tamak, merubah ciptaan-Nya yang anggun (jamilah, bahjah). Jika tidak bertauhid, niscaya akan terjadi dua kerusakan. Pertama, syirik merusak alam jasmani. Dua, syirik merusak alam rohani. Kerusakan alam jasmani ialah: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut, akibat tangan (ulah) manusia. Untuk Kami merasakan sebagian siksa dari perbuatan mereka. Mudahan mereka kembali (ke jalan tauhid).” (Ar-Rum:41). Sedang kerusakan alam rohani adalah memecahbelah agama, menjadi berkotak-kotak. ” … Dan jangan kamu menjadi orang-orang musyrik. Tandanya adalah sebagian dari mereka memecahbelah agama mereka, sehingga agama menjadi terkotak-kotak. Setiap kelompok berbangga dengan kelompoknya.” (Ar-Rum:31-32).

Zabur, kitab suci ini mewasiatkan seperti yang direkom oleh Al-Quran. “Sungguh, Kami tulis di dalam Zabur, setelah (terlebih-dahulu) Kami tulis di AdzDzikir (lauh-mahfudz). Sungguh, bumi akan diwariskan kepada hamba-hambaKu yang saleh.” (Al-Anbiya’:105).Sebab, kerja Al-Quran mengumpulkan semua suhuf dan kitab-kitab suci (Zabur, Taurat, Injil).

Bani Israel yang terdiri atas dua belas suku dari bangsa-nya, sangat menuhankan logika. Bahkan, Tuhan, mereka ingin menjangkaunya dengan inderawi (dilihat, didengar, diraba, dicium, dirasa). Gagal melihat Tuhan, mereka buat sendiri patung anak sapi (‘ijil), sebagai tuhan sesembahyangan. Patung anak sapi yang bisa berbicara dengan berbantuan media. Samiri tokoh musyrik, dia telah mempersekutukan-Nya dengan patung anak sapi. Samiri mengajak umat untuk berpaling dari keesaan Allah, lalu berseru: Inilah patung anak sapi, Tuhan kita! Terbuat dari emas! Sejak mulai hari itu, umat melakukan persembahyangan terhadap berhala, patung, binatang, matahari, bulan dan benda-benda bumi, serta benda-benda langit. Kesyirikan bersimah-rajalela, menjadi-jadi. Bukan-kah umat Nuh yang dipelopori Kan ‘an, mereka juga penyembah patung orang-orang saleh mereka. Mereka yang bernama orang-orang saleh dan ‘alim yaitu Wad, Suwa’a, Yaghuts, Ya’uq, Nasra (baca Nuh:23).

Taurat, Injil, isinya membentang sifat umat Muhammad yang pasti diikuti umat pasca Isa putera Maryam (baca Al-Fath:29). Artinya, umat yang hidup sekarang, adalah umat akhir zaman. Karena Muhammad penutup para utusan Tuhan. Lawan dari kitab suci Injil adalah para penyembah berhala. Tahun 100 Masehi, bukti artefak Ashabul-kahfi (penghuni gua), adalah pernyataan perlawanan antara tauhid dengan syirik (Magdalena versus Raja Dikyanus).

Tahun 33 Masehi sampai 571 Masehi disebut masa fatrah (kekosongan kenabian). Rentang waktu ini yang banyak terjadi penyimpangan tauhid, penyimpangan ke-esa-an. Sampai hari ini, masih banyak umat yang mempersekutukan-Nya. “Patut-kah para penyembah berhala Latta, Uzza, sebagai tuhan? Berhala Manat sebagai anak perempuan tuhan.” (An-Najmi:19-20). Wallahua’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *