Oleh : Ma’ruf Zahran
TUJUAN hidup di dunia untuk investasi akhirat. Pernyataan di atas akan melahirkan pertanyaan, bagaimana modal usahanya? Dunia itu sendiri adalah modal (capital) untuk menghasilkan kehidupan akhirat yang nyaman, aman, dan terjamin. Jika ada orang yang bekerja di dunia untuk dunia, artinya dia tidak merindukan untuk pulang kampung. Apa yang dia dapatkan hari ini (di dunia), lantas dihabiskan hari itu juga. Sementara perjalanan masih panjang, selain bekal.sudah habis dan yang bersangkutan dililit hutang sehingga tidak berdaya untuk membayar. Ilustrasi ini dipaparkan guna memberikan visual keterhubungan yang erat tentang kehidupan dua alam (dunia dan akhirat), serta kondisi kehidupan yang pasti dilalui oleh semua orang diantara dua kehidupan yaitu alam barzakh (kubur).
Ibarat cara kerja asuransi (jaminan masa depan) sebagai investasi untuk kesehatan, pendidikan, kesejahteraan hari tua. Sedang asuransi akhirat umpama menabung. Contoh tabungan pokok akhirat adalah iman, deviden (keuntungan) iman sudah dibayarkan preminya di dunia per-triwulan, per-catur wulan atau per- semester. Namun pembayaran tetap ditunaikan sampai habis masa kontrak asuransi yang disepakati dalam perjanjian. Berupa keuntungan dengan mendapatkan pembayaran tunai harga polis. Sedang jaminan sosial, pendidikan, perumahan, kesehatan, kesejahteraan hari tua sudah didapat sesuai nilai yang berjangka waktu.
Booming keuntungan investasi adalah di akhir yaitu masa pembayaran lunas dan tunai harga nilai polis. Logikanya, orang yang berinvestasi dengan Allah dan Rasul-Nya pasti untung banyak. Sebab Allah memiliki kekayaan langit dan bumi (walillahi miratsus-samawati wal ardh). Mustahil bagi Allah dan Rasul-Nya melarikan dana asuransi umat.
Allah yang maha baik (Al-Bar) memberi modal ilmu kepada Nur Muhammad. Sehingga Allah, malaikat, seluruh alam semesta, jin dan manusia berselawat kepada Nur Muhammad. Dengan Nur Muhammad membuat semua ilmu pengetahuan dikenali. Artinya, ilmu tidak berasal dari ruang kosong, seperti tulisan ini ditangan pembaca. Pasti satu huruf berawal dari titik. Satu titik yang menjadikan yang banyak. Namun Tuhan bukan titik, sebab titik adalah realita materi.
Maksudnya, bila Nur Muhammad telah aktif di dalam diri, Nur itulah yang mendidik dan dididik, Nur itulah yang mengajar dan diajar. Karena diri Adam telah fana. Fana artinya meniadakan peran makhluk.
Ketika diri makhluk sudah fana, maka akan tegak-lurus kedirian Allah- Muhammad-Muhammad-Allah selaku jalan lurus (mustaqim). Mustaqim berarti tidak bengkok. Perbedaan-nya terletak pada tulisan dan bacaan (mustaqim vs mustakim). Huruf kaf dan qaf sangat jauh berbeda, bahkan dapat merubah makna.
Makna berubah, tujuan-pun berubah karena kebodohan (jahil) dalam ilmu tajwid. Mustaqim artinya lurus, mustakim artinya bengkok.
Nur Muhammad yang belum dipahami dan tidak diyakini adalah hijab bagi ilmu laduni yang dirahmati. Rahmat Allah SWT tidak terdapat kecuali pada diri Muhammad awal (sayyidil awwalin), dan diri Muhammad akhir (sayyidil akhirin). Artinya, ibadah dan muamalah tidak mendapat restu tanpa restu Muhammad SAW. Bukan Muhammad bin Abdullah yang lahir di Mekah (571 Miladiyah) dan wafat di Madinah (634 Miladiyah). Namun Muhammad dalam keyakinan Nur Muhammad sebagai Nurullah.
Dua yang tidak terpisah terkumpul pada syahadat tauhid dan syahadat rasul. Tuhan mengutus Nur Muhammad kepada semua para nabi, para malaikat, para wali dan semua makhluk-Nya. Nur utusan (nur Rasulullah) yang membawa risalah berasal dari Nurullah. Dengan maksud jangan pisahkan Allah-Muhammad, jangan cerai-beraikan Muhammad-Allah. Sebab keduanya tidak terpisah, namun dalam kapasitas, kedudukan derajat yang berbeda. Artinya kasih-sayang keduanya tidak terpisahkan dalam arti selawat. Dari lafal Allah dan Muhammad tersebut, terucap, terasa, menjadi satu sebutan, satu ucapan, satu perasaan. Dalam iman kepada Allah dan iman kepada Rasulullah Muhammad SAW terdapat sepuluh bagian selawat zikir ahadiyah yang tidak terputus (mudawwamah).
Investasi akhirat yang terbaik adalah meyakini Muhammad yang selalu menyampaikan amanah hikmah (kebijaksanaan) dari Tuhan. Muhammad yang setiap detik mengajarkan kitab Allah, hikmah, hilmah, ibadah, kesabaran dan kesyukuran. Sungguh sebelum kedatangan Nur Muhammad, manusia dan alam semesta berada dalam keadaan gelap (baca surah Al-Jumu’ah ayat 2). Kecuali dengan nama Muhammad (bismi Muhammad), lantas terang segala yang gelap dengan izin Allah SWT. Terang untuk dibaca, ditulis dan dirasa, sehingga menjadi ayat-ayat Tuhan yang tercipta (kauniyah) dan tertulis (kitabiyah). Dengan nama kekasih-Ku, mendzahir nama-Ku yang Aku perkenan untuk diperkenalkan dan dipernyatakan dalam semua formulasi ayat-ayat Tuhan. Penciptaan langit dan seluruh bangunannya, bumi dan semua yang terhampar adalah bukti cinta-Ku kepada Muhammad. Penciptaan manusia, malaikat dan jin merupakan tanda kasih- Ku kepada Muhammad, Muhammad habibullah. Dunia dan akhirat membuat diri Tuhan dikenal dan disembah oleh umat manusia, berkat kebenaran-Ku. Kebenaran- Ku yang Aku anugerahkan kepada Muhammad, bihaqqi Muhammad, haqqullah.
Demikian pula petunjuk Allah SWT melalui Rasul Muhammad SAW. Dengan petunjuk Muhammad yang bersumber dari petunjuk-Nya, bihadi Muhammad, hudallah. Tugas Nabi Muhammad SAW sebagai saksi, penyampai kabar gembira (jannah), penyampai kabar menakutkan (neraka), dai (pendakwah) ke jalan Allah, dan sebagai cahaya yang menerangi manusia. Tugas tersebut ditemukan pada surah Al-Ahzab ayat45-46. Kemudian ditemukan pula pada penghujung surah Al-Haj ayat 78: “Berjuanglah di jalan Allah dengan kesungguhan. Dia telah memilih-mu (menjadi penolong-Nya). Maka Dia tidak menjadikan beban untuk-mu dalam agama. Ikuti agama nenek moyang-mu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan dirimu orang-orang muslim sejak dahulu. Dan di dalam kitab suci (Al-Quran), Kami jadikan Rasul sebagai saksi atas diri kalian (umat Muhammad). Dan kalian.(umat Muhammad) menjadi saksi atas seluruh perbuatan umat manusia. Oleh sebab itu (memohon pertolongan kepada Allah), dirikanlah salat dan bayarkan zakat. Dan hendaklah kalian berpegang-teguh bersama Allah. Dia (Allah) adalah pelindung- mu. Pasti Dia sebaik-baik pemimpin dan sebaik-baik penolong.”
Investasi terpercaya adalah iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Menjadi penolong Allah dan Rasul-Nya dengan perkataan dan perbuatan, dengan harta dan jiwa. Firman mulia Tuhan: “Wahai orang-orang yang beriman, maukah kamu, Aku.tunjukkan kepadamu suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari.siksa yang pedih? Berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Ash-Shaf:10-11).
Deviden (keuntungan) yang akan didapatkan bersifat materi dan non materi yaitu: “Niscaya, Allah mengampuni dosa-dosamu, memasukkan kamu ke dalam surga, mengalir sungai-sungai di bawahnya. Berkehidupan pada rumah yang baik di dalam surga Aden. Itulah kemenangan yang agung. Karunia lain yang kamu sukai adalah pertolongan Allah dan kemenangan yang dekat. Dan berikan pengkabaran gembira untuk orang-orang yang beriman.” (Ash-Shaf:12-13).
Jadi, investasi akhirat adalah iman dan amal saleh. Keuntungan akan.diperoleh di dunia dan di akhirat. Bukan investasi Fir’aun berupa kesombongan karena kekuasaannya (tagha), serta bukan pula investasi Qarun berupa kesombongan kekayaan dan pameran harta (bagha). Surah Al-Qasas mengisahkan dua manusia yang salah dalam menanam investasi. Tuhan sanggah mereka dengan dalil hukum bahwa mereka berdua (Fir’aun dan Qarun) menjadi penghuni tetap neraka yang apinya menyala, menyulut hingga ke ulu hati dan neraka tertutup rapat, untuk memaksimalkan siksa yang perih. Wallahu a’lam.