KIAT MUDAH MEMAHAMI DOKTRIN TAUHID

Oleh: Ma’ruf Zahran Sabran

Cara mudah memahami konsep tauhid adalah umpama wayang dengan dalang. Dalang disebut dalang bila ada wayang, wayang disebut wayang bila ada (wujud) dalang. Atau misal sutrada dengan naskah skenarionya. Aktor hanya memainkan peran naskah. Peran sesungguhnya berada pada hak mutlak sutradara. Untuk menjadikan peran sebagai tokoh (peran) utama, peran piguran, peran antagonis, atau peran-peran lain. Apakah peran-peran itu baik atau jahat di mata sutradara? Pasti tidak, karena mereka adil dalam arti bersungguh-sungguh dalam permainan film. Sosok peran yang dibenci, malah dimurkai sutradara adalah yang menyimpang dari naskah. Penyimpangan dari naskah skenario, itulah yang dinamai zalim (aniaya). Atau melenceng dari garis ordinat yang telah dituliskan, melanggar dari rambu-rambu ketuhanan (ilahiyat). Tuhan menyebut, “tilka hududullah, wamayyata’adda hududallah, faqad dzalama nafsah” (itulah batas- batas Allah, dan siapa yang melanggar batas-batas Allah, maka sungguh dia telah menganiaya diri-nya sendiri).

Dengan kuasa Allah kita bekerja, dalam kuasa-Nya, kita dikuasai. Sampai tidak ada lagi kuasa makhluk. Jalan berproses adalah melalui minhajun-nabawi (metode kenabian). Dan orang- orang yang ingkar berkata, Muhamad, engkau bukan utusan (lasta mursala). Katakan (Muhammad), cukuplah Allah bertindak sebagai saksi antara-ku dan antara-mu. Dan di sisi Tuhan terdapat ilmu tentang tulisan Alkitab (baca Arra’du:43). Itu adalah ayat-ayat Alkitab. Dia turunkan kepadamu dari Tuhan-mu yang maha benar. Dan melainkan kebanyakan manusia tidak beriman. Apakah pesan tulisan itu? Dia berpesan, jangan engkau persekutukan Aku dengan sesuatu. Aku menciptakan alam semesta, mengangkat langit tanpa tiang. Aku menundukkan matahari dan bulan. Aku menghamparkan bumi, Aku menurunkan air hujan dari langit. Dengan air hujan itu, Aku menghidupkan bumi setelah matinya. Aku memasukkan malam ke dalam siang, dan Aku memasukkan siang ke dalam malam. Aku menghidupkan orang yang mati, dan Aku mematikan orang yang hidup. Aku mengurus (mentadbir) titah guna menjelaskan ayat-ayat kebesaran-Ku. Mudahan kamu yakin terhadap perjumpaan dengan Tuhan-mu. Bukan main-main peringatan-Ku. Aku merahmati hamba-Ku dengan rahmat-Ku. Sedang bagi orang-orang zalim, sudah disediakan siksa yang menghinakan. Sangat kuat kuasa-Ku, Aku memberi hidayah kepada siapa yang Aku kehendaki. Dan siapa yang disesatkan, selamanya dia tidak mendapat petunjuk, kecuali Tuhan berkehendak. Kehendak-Nya tidak pernah tertegah.

Ditegaskan, menganiaya diri sendiri adalah kejahatan. Induk kejahatan adalah syirik, meyakini Tuhan berserikat dalam penciptaan dan penganugerahan anugerah. Berulang kali sudah Dia firmankan, bahwa “la ilaha illa ana” (tiada Tuhan selain Aku). Aku, Allah jangan dipersekutukan dengan nama-Nya (isim-Nya). Sembahlah Aku saja, dirikan salat untuk mengingat Aku (baca Taha:14). Jangan diperserikatkan Dia bersama sifat-Nya. Aku, jangan dipersekutukan dengan zat-Ku dan perbuatan-Ku. Karena Aku bukan perbuatan dan Aku bukan zat. Namun beriman sajalah, nanti Aku yang menuntun iman-mu. Iman dan kamu adalah sama- sama makhluk (yang diciptakan) dari-Nya.

Jangan kamu menyembah dirimu (ego sentris), dirimu adalah lemah. Menyembah syahadat (syahadat sentris) adalah lemah. Antara yang menyembah dan disembah, keduanya lemah, tiada berdaya (dhaufath-thalib wal mathlub). Diri yang menyembah dan diri yang disembah adalah ringkih, karena terdapat dua Tuhan. Keduanya palsu, dusta dan tipu daya, tidak sanggup membuat seekor lalat (la yakhluqu dzubaba). Bahkan, ketika lalat menyentuh makanan mereka, lalat mengambil makanan mereka, lalat meminum minuman mereka, sanggup mereka menghalangi-nya? (baca Alhaj ayat 73). Visual orang yang menyembah nama, sama dengan dusta. Sungguh, nama tidak sanggup memberikan manfaat dan mudarat bagi seseorang. Persekutuan nama dan sifat merupakan bentuk kesyirikan. “Allah, tiada Tuhan kecuali Dia. Maha hidup lagi maha berdiri sendiri. Tidak mengantuk apalagi tidur.” (Albaqarah:255).

Manusia syirik tidak ada kuasa sehelai rambut-pun, bahkan untuk dirinya. Kuasa mereka adalah sangkaan kuasa. Kehendak mereka adalah dugaan kehendak. Namun bukan kuasa mutlak, dan bukan kehendak absolut. Jelas, hidup dihidupkan, mati dimatikan. Makan dimakankan, minum diminumkan. Bila ini diyakini, sampai mereka kepada Tuhan, tanpa dicari. Sebab bila Tuhan dicari, mereka hanya sampai di jalan pencarian.

Apa yang mereka sembah selain Dia, jelas bukan kebenaran. Selain Dia, tidak mampu mengabulkan permohonan, kecuali mereka hanya menepuk tangan ke dalam air. Dengan harapan air sampai ke mulut mereka. Dan tiadalah air itu sampai ke mulut mereka. Dan tiadalah doa orang-orang yang ingkar, kecuali di dalam kesia-siaan, di dalam kesesatan (baca Arra’du ayat 14).

Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan menyombongkan diri. Pasti, roh-nya tidak mampu menembus tujuh petala langit. Baik sewaktu dia masih hidup, maupun ketika dia telah wafat. Jika roh belum mampu menembus langit, roh tidak sanggup meretas langit, roh tidak mampu mikraj? Lalu, kemanakah arah tujuan syahadat selama ini. Kemudian, kemanakah perginya salat sepanjang hidupnya?

Ibadah orang yang mempersekutukan Allah adalah seperti seseorang yang jatuh dari langit, disambar burung, lalu diterbangkan angin ke tempat yang asing (fi makanin-sahiq). Tempat yang asing itu adalah neraka (baca Alhaj:31). Dan mereka yang mendustakan ayat-ayat Kami, selamanya tidak akan masuk surga, Tuhan umpamakan, mereka bisa masuk surga, selama unta bisa masuk ke dalam lubang jarum (mustahil). Demikian Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat. Mereka tidur beralas tikar dari api neraka. Dan mereka berselimut api neraka, sebagai balasan untuk orang-orang yang zalim (baca Al-A’raf:40-41). Wallahu a’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *