Oleh : Reza Kurniawan
Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, melalui perantara malaikat Jibril as dalam bahasa asing yaitu bahasa Arab. Diantara salah satu tujuan dari diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai mukjizat untuk melemahkan para penentangnya. (Manna Al-Qhatthan,2008)
Para ulama dan seluruh umat muslim sepakat bahwa Al-Qur’an dan hadis merupakan sumber rujukan utama bagi umat Islam diseluruh dunia dalam menerjemahkan ketentuan-ketentuan syariat yang telah Allah SWT tetapkan. Namun, dalam memahami kandungan dan makna Al-Qur’an, diperlukannya kepahaman atas ilmu-ilmu khusus yang berkaitan dengan Al-Qur’an itu sendiri. Baik berupa ilmu kaedah kebahasaan seperti mufradat, nahwu, sorof, mantiq, balaghoh serta ilmu pendukung lainnya. Sebab Al-Qur’an diturunkan menggunakan bahasa Arab. (Ahmad Nurul Kawakip, 2011)
Oleh sebab itu, pemahaman yang mendalam sangatlah diperlukan untuk dapat memahami isi Al-Qur’an, sehingga tidak semua orang dapat dengan bebas menerjemahkan isi kandungan Al-Qur’an maupun hadis dengan memperturutkan hawa nafsunya sendiri. Disamping hal itu, kita tidak perlu merasa takut dan khawatir sebab untuk saat ini sangatlah mudah bagi kita untuk dapat memahami maksud dari setiap kandungan ayat Al-Qur’an. Dikarenakan terdapat banyak sekali para penafsir AlQur’an maupun hadis yang ahli dibidangnya serta kredibel. Baik yang hidup di zaman dahulu maupun para ahli tafsir yang hidup sezaman dengan kita. (QS. An-Najm:4)
Sebelum saya mengurai lebih dalam pembahasan mengenai hubungan antara surah Al-Baqarah ayat 216 dalam melahirkan mahasiswa PAI yang unggul, sekiranya perlu sedikit mengulas tentang asbabun nuzul ayat tersebut dan bagaimana pandangan ulama didalam memaknai ayat tersebut.
Allah SWT berfirman:
وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya: “Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili didalam kitab tafsirnya yang berjudul Al-Munir menjelaskan sebab diturunkannya ayat ini adalah ketika Allah SWT mewajibkan jihad kepada kaum muslimin, namun mereka kaum muslimin merasa keberatan dan tidak senang dengan yang namanya peperangan. Maka turunlah ayat ini. Kemudian Prof. Dr. Quraish Shihab menjelaskan bahwa secara umum tiada manusia yang senang dengan yang namanya peperangan. Namun, apabila mereka tidak berjihad maka musuh akan menghancurkan mereka (muslimin). Maka dari itu diwajibkanlah jihad kepada para kaum muslimin. Pada kalimat “boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu”, Ibnu Katsir menerangkan bahwa hal ini mencakup segala aspek kehidupan. Artinya tidak hanya berfokus pada konteks peperangan saja.(Muchlisin BK, 2021)
Dalam konteks melahirkan mahasiswa PAI yang unggul, tentunya kita perlu mengetahui siapa yang dimaksud mahasiswa PAI dan apa yang dimaksud dengan unggul, serta apa saja indikator yang dapat dijadikan tolak ukur dalam meraih predikat unggul tersebut.
Didalam Buku Panduan Akademik IAIN Pontianak ditegaskan bahwa mahasiswa adalah mereka yang telah ditetapkan sebagai mahasiswa melalui SK Rektor dan memiliki Nomor Induk Mahasiswa (NIM). Artinya mahasiswa PAI adalah mereka yang telah memilih program studi PAI kemudian secara tegas ditetapkan melalui SK Rektor dan memiliki Nomor Induk Mahasiswa (NIM). Diantara kewajiban dan tugas dari mahasiswa adalah menjalani dan mengikuti kegiatan akademik selama masa studi di perguruan tinggi serta dapat menyelesaikan masa kuliah dengan tepat waktu. (Ramdan Hoemadi dkk, 2022).
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) unggul didefinisikan sebagai keadaan lebih tinggi (pandai, baik, cakap, kuat, awet, dan sebagainya). Adapun indikator unggul dalam konteks perkuliahan adalah rajin menghadiri perkuliahan, selalu mengerjakan tugas, rajin membaca literasi, dan menjaga attitude. Dengan memenuhi kriteria tersebut diharapkan dapat membentuk mahasiswa yang unggul. Oleh sebab itu, motivasi dan kesadaran diri dari pihak Prodi terkhusus mahasiswa PAI sangat diperlukan.(Sihabuddin dkk, 2023)
Disisi lain, dalam semangat melahirkan mahasiswa PAI yang unggul, tak jarang penulis mendengar dan merasakan sendiri berbagai keluhan yang terucap dari lisan para mahasiswa atas banyaknya tugas dan kewajiban yang diberikan kepada mereka, ditambah ada sebagaian mahasiswa yang dituntut untuk secara mandiri mencari penghasilan sampingan demi keberlangsungan perkuliahan mereka. Sehingga tak jarang dari banyaknya tanggung jawab yang diberikan itu membuat para mahasiswa mudah untuk terserang stres.
Merespon dari problem tersebut, berdasarkan pengamatan pribadi membuat sebagian dari mahasiswa mencari cara atau alternatif lain bagaimana sekiranya dapat membantu atau meringankan beban mereka tanpa harus ikut terlibat langsung. Sehingga mereka meminta kepada orang lain (jasa joki tugas) untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab mereka tersebut. Dengan kesepakatan yang telah ditentukan antara kedua belah pihak, nantinya mahasiswa harus membayar atau memberikan upah kepada jasa joki tugas yang telah menyelesaikan tugas mereka. (Rahmi Aulia bshir dan M. Thair Malako, 2021)
Dalam konteks menjadi mahasiswa PAI yang unggul, terlepas dari status hukumnya baik dari sudut pandang agama maupun hukum perundang-undangan, penulis menyakini bahwa perbuatan diatas tidaklah dibenarkan. Pasalnya, apabila kita melihat permasalahan ini dalam rangka menjadi mahasiswa PAI yang unggul dan kompeten, tentu hal ini merupakan awal dari sebuah kemunduran bahkan kehancuran. Sebab, pada dasarnya mahasiswa yang seperti itu tidak memiliki semangat juang agar dapat menyelesaikan tanggung jawab yang sebenarnya dapat mereka atasi. Hingga pada akhirnya kebiasan buruk ini (joki tugas) mendarah daging pada mental dan karakter mereka yang dapat berakibat pada setiap sendi kehidupan.
Disisi lain, perlu kita akui bahwa tugas yang diberikan oleh dosen memang cukup banyak, sehingga membuat para mahasiswa merasa tidak senang. Namun, dengan banyaknya tugas dan tanggung jawab yang diberikan tersebut dapat melatih rasa tanggung jawab serta melatih pengelolaan diri yang baik. Oleh sebab itu, melakukan joki tugas bukanlah sebuah langkah bijak yang harus dibenarkan. sebab perbuatan tersebut tidak memberikan dampak positif sedikitpun bagi perkembangan mental dan karakter diri pada mahasiswa PAI. Dengan alasan bahwa perbuatan tersebut merupakan salah satu dari perbuatan curang.
Pada akhirnya, dari permasalahan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan antara ayat 216 pada surah Al-Baqarah dalam melahirkan mahasiswa PAI yang unggul adalah hendaknya mahasiswa PAI menyadari bahwa untuk menjadi pribadi yang unggul diperlukan yang namanya sebuah kedisiplinan, tanggung jawab, serta pengelolaan atau manajemen diri yang baik. Sehingga dengan ketiga prinsip diatas mahasiswa PAI benar-benar menjadi lulusan mahasiswa yang unggul serta dapat dipertanggung jawabkan keprofesionalan dan kompetensi mereka tatkala terjun
langsung kedalam kehidupan bermasyarakat. Seperti firman Allah SWT yang artinya “Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”.
Referensi
Ahmad, K. N. (2011). Kaidah Kebahasaan Dalam Memahami Al-Qur’an. RELIGIA, 45-56.
Manna’ , A.-Q. (2008). Mabaahits Fii Ulum Al-Qur’an. Kairo: Maktabah Wahbah.
Martunis, & Syaiful, B. (2016). Identifikasi Masalah-Masalah Yang Dialami Mahasiswa Fakultas
Teknik Dan Ekonomi Syariah. SULOH, 10-18.
Muchilisn, B. (2011, 08 02). Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah Ayat 216 dan Tafsir Singkat.
Diambil kembali dari kisahikmah.com: https://kisahikmah.com/asbabn-nuzul-surat-albaqarah-ayat-216/?amp
Rahmi, A. A., & M, M. T. (2021). Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengupahan Jasa Kerja
Skripsi Secara Onlen. El-Iqtishady, 66-73.
Ramdan, H., Mafruhah, & Anis, Y. T. (2022). Profil Mahasiswa Dengan Tugas Ganda Kuliah Dan
Bekerja. SHINE: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 125-137.
Silahuddin, Joko, P., & Christy, D. (2023). Sosialisasi Kiat-Kiat Menjadi Mahasiswa Unggul
Akademik dan Aktif Berorganisasi. JURNAL PENGABDI, 130-137.