Oleh: Ma’ruf Zahran
Mukmin yang kuat adalah mukmin yang berkarakter. Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah (al-mukminul qawiyyu ahabbu ilallah minal mukminid-dhaif). Mukmin yang berkarakter tangguh artinya tidak terpengaruh dengan dunia dalam rangka meraih tujuan akhiratnya. Mukmin yang berkarakter tangguh tidak sedih bila ditimpa musibah dan tidak lemah dalam perjuangan. Sebagai yang telah difirmankan Tuhan dalam kitab induk-Nya: “Dan berapa banyak nabi yang berjuang bersama pengikutnya yang bertakwa, mereka tidak wahan (lemah) karena musibah yang menimpa mereka di jalan Allah. Tidak patah semangat, dan tidak menyerah kepada musuh. Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran:146).
Untuk mengusir kedukaan dan keperihan hidup tiada lain kecuali telah membuang penyakit wahan. Apakah penyakit wahan itu? Penyakit wahan itu adalah:
1. Hubbuddun-ya (cinta dunia).
2.Karahiyatul-maut (takut mati).
Siapapun yang terpapar virus wahan, maka pasti akan sengsara selamanya, di dunia dan diakhirat. Pelajaran yang dapat dipetik dari orang-orang yang cinta dunia adalah awalnya kesulitan meraihnya, di tengahnya adalah kepayahan mempertahankannya, di akhir adalah kekecewaan yang pasti dia (dunia) sisakan.
Lalu, bagaimana supaya karakter tangguh tidak tertulari oleh penyakit wahan? Maksudnya terdapat garis pemisah antara mencari dunia dengan mencintai dunia! Dua hal yang berbeda, namun kadang gejala penyakitnya hampir mirip. Kecuali dapat diobservasi dengan mikroskop elektron yang berdimensi ruh. Seseorang yang terpapar virus wahan sering kali tidak menyadari bahwa dirinya berpenyakit rohani. Kecuali ditunjukkan oleh maha guru spiritual yang sudah berkecimpung dan berpengalaman di bidang pengobatan spesialis hati.
Sehubungan upaya membangun karakter insan Indonesia tangguh tahun 2024 adalah upaya pencegahan (preventif) virus wahan bagi yang belum terpapar. Mengingat perang Israel-Palestina akan menyeret kepada perluasan zona tempur yang berekses langsung terhadap ekonomi global. Sedang bagi yang sudah terimbas virus wahan, upaya pengobatan (kuratif) wajib dilakukan. Bila tetap mencintai dunia disaat kelangkaan bahan pangan sudah merata, sebagai kebutuhan primer, niscaya iman wajib semakin diperkuat.
Apabila virus wahan mampu ditepis, niscaya insan berkarakter tangguh masa depan Indonesia, akan kuat menghadang kerapuhan psikologis bangsa. Maksud kerapuhan psikologis bangsa seperti meningkatnya angka bunuh diri dikalangan remaja dan dewasa. Lemahnya daya bertahan (survival) dalam kondisi yang “sedang tidak baik-baik saja,” kondisi ini berpengaruh terhadap keberlangsungan nasib bangsa ke depan. Penyebabnya adalah meningkatnya angka frustasi bagi alumni sekolah karena ketidak-sediaan lapangan kerja yang menjanjikan. Ketidak-cukupan nutrisi seimbang, ditambah kekurangan gizi bagi ibu hamil dan janin, atau bayi yang mengalami gizi buruk (stunting). Dampak stunting yang paling berbahaya adalah akan menciptakan generasi yang lemah dalam kecerdasan berpikir. Sementara untuk membeli susu dan daging adalah sangat mahal harganya, ditambah persoalan bahwa kedua barang tersebut akan langka.
Insan tangguh yang berkarakter mampu menghadapi segenap ujian, baik gempuran yang datang dari hadapan berupa suramnya masa depan. Gempuran dari belakang yaitu menyesali keterpurukan masa lalu. Gempuran berupa ujian kekayaan yang datang dari arah sebelah kanan, dan gempuran berupa ujian kemiskinan yang terbit dari arah sebelah kiri. Maupun gempuran dari dalam diri sendiri berupa ketidakpuasan dengan pasangan, sehingga meminta cerai atau menceraikan. Ketidaknyamanan kepada atasan sehingga berbuat kriminal, kekecewaan terdapat dosen lalu mahasiswa main hakim sendiri.
Karakter tangguh (kuat) adalah manusia Indonesia seutuhnya menuju masyarakat yang adil dan makmur (MAM). MAM adalah tipologi masyarakat Palestina pada masa pemerintahan Raja Sulaiman (the king Solomon) yang menerapkan nilai-nilai kebaikan. Negeri yang baik (baldah-thayyibah) dan Tuhan yang maha pengampun (wa rabbun-ghafur). Tangguh di bidang jasmani artinya kuat jasadnya yang terdiri dari unsur tanah, air, angin, api. Keempat ini bekerja secara rapi dan simultan sehingga membentuk pondasi kuat dan sayap keseimbangan. Adapun tangguh dibidang rohani maksudnya stabilitas temperatur batin yang melaju namun kokoh pada labirin sudur, masuk ke labirin hati, masuk ke fuad, lub, sir, ruh dan nur. Setiap jenjang ini memiliki kekhususan alam tersendiri sehingga perlu kajian khusus.
Abad ke-13, Nusantara dimulai sejak kerajaan Islam pertama di Samudera Pasai, dengan raja Al-Malikush-Shaleh. Lalu, telah menumbuhkan semangat rohani oleh Hamzah Fansuri, Abdul- Rauf As-Singkili, Syamsuddin As-Sumaterani, Syekh Burhanuddin Ulakan Padang-Pariaman. Lalu gerakan melawan penjajahan Belanda dari waktu ke waktu. Perlawanan rakyat Banjar, perjuangan Aceh, peperangan di mana-mana. Kemudian membuahkan Indonesia tangguh yang terbukti saat generasi 1945 berjuang memerdekakan untuk kemerdekaan RI. Mereka adalah generasi Soekarno, Hatta, Syahrir, Ki Bagus Hadikusumo, Mohammad Natsir, Agus Salim, Buya Hamka dan sebagainya.
Perjalanan panjang perjuangan rakyat semesta alam Nusantara membuktikan rakyat tahan uji, rakyat tangguh, rakyat kuat, dan rakyat tidak menyerah kepada penjajah. Apa yang menjadi tradisi warisan pusaka dari nenek-moyang bangsa kita adalah semangat gotong-royong. Semangat gotong-royong dengan semboyan: berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Lantas untuk menumbuhkan edukasi patriotisme adalah lagu-lagu perjuangan sejak 1945 selalu diputar di sekolah, di rumah dan di masyarakat. Tidak ada lagu manja, lagu sedih yang membawa kepada takut kerugian dan takut kematian. Walau oleh sebagian generasi milenial sulit untuk membayangkan bahwa bambu runcing bisa menembus dan mengalahkan tank-tank baja Belanda dan sekutunya. Tidak mampu membayangkan perang gerilya yang bermodalkan kegelapan malam mampu melawan artileri musuh, dan merampas senjata penjajah. Perlu disemangati jiwa patriotisme bagi generasi milenial supaya mereka tidak cengeng. Hari ini hampir kita tidak melihat mahasiswa yang pakai sepeda, atau mereka yang berjalan tanpa alas kaki, atau mereka tertidurtanpa kasur. Sungguh kemoderenan sudah membuat hidup semakin mudah (easy) dalam zona kenyamanan. Namun tahun 2024 dan seterusnya adalah masa-masa sulit pada seluruh lini kehidupan .
Betapa mahalnya sebuah arti perjuangan, sehingga sejarah kehidupan tidak bisa terulang kembali, baik ruang maupun masanya. Tapi nilai dan semangat juangnya harus tertanam kuat seperti akar tunjang dengan pohon yang besar, daun yang lebat dan buah yang ranum. Mengulang dan membersamai edukasi tersebut, lagu patriotisme perlu diperdengarkan lagi seperti dulu:Indonesia Raya. Maju Tak Gentar. Bangun Pemuda-Pemudi.Tanah Air Beta. Garuda Pancasila.Padamu Negeri. Rayuan Pulau Kelapa. Ibu Kita Kartini. 17 Agustus. Bendera Merah Putih. Desaku.
Tahun 1945-1950 merupakan lima tahun dalam fase mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdaulat penuh. Dengan ini, rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jakarta, 17Agustus 1945. Atas nama bangsa Indonesia, Soekarno- Hatta.
Tahun 1950-1970 rakyat Indonesia terkonsentrasi mengatasi konflik dalam negeri yang masing-masing faksi bertikai ingin memaksakan tren aliran dengan pengabaian terhadap heterogenitas etnisitas bangsa yang telah ada sejak awal. Memerlukan waktu yang panjang untuk menemukan kesamaan persepsi tentang NKRI, dari NKRI dan untuk NKRI.
Selama lima dasawarsa (50 tahun) barulah bangsa kita mengisi kemerdekaan (1970- sekarang). Walau jamak masalah yang dihadapi berupa tantangan, hambatan, harapan dan peluang.Indonesia tangguh masih menatap mentari pagi dan mengantar mentari senja ke peraduan. Berkali-kali Indonesia kita diuji, namun Tuhan memberikan kegagahan pada sang saka pusaka Merah-Putih. Selama masih ada pengajian, surau-surau yang membaca salawat Asghil, salawat Jibril, dan salawat Thibbil-qulub belumlah negeri ini tersudut. Selama tayang siaran press melalui TV, streaming, radio online menyiarkan acara dakwah, tidak akan negeri ini kalah.
Buku sejarah pendidikan di Indonesia telah banyak memuat khazanah tulisan ini. Namun sungguh sangat disayangkan hanya sedikit peminat kesejarahan. Seperti hari ini, museum danpurbakala adalah institusi yang langka pengunjung. Sejak tahun 2000 yang mengawali semua aktivitas berpangkal pada IT telah menimbulkan dampak penyerta perubahan belajar dari buku manual kepada buku digital. Penemuan jaringan internet yang terhubung pada satelit, dan seluruh menunya yang semakin canggih, membuat pembaharuan di bidang pembelajaran dan pendidikan telah membuang cara pembelajaran yang dianggap usang dari koridor kemajuan zaman. Walhasil, berdampak pada pola pikir guru dan siswa di sekolah, dosen dan mahasiswa di universitas, kyai dan santri di pesantren. Memaksa peralihan profesi, dari jasa manual kepada jasa digital serta dampak ikutan lainnya. Wallahu a’lam wa ahlam