Oleh: Ma’ruf Zahran Sabran
Secara bahasa (etimologi), kata sedekah (Arab: shadaqah) artinya membenarkan. Secara istilah (terminologi), sedekah adalah memberikan sesuatu yang dapat menyenangkan orang lain untuk mencari keridaan Allah, sebagai tanda atau bukti kebenaran iman seseorang. Maksudnya, pemberian segala yang bernilai bagi kehidupan orang lain. Ruang lingkup (cakupan) sedekah dalam Islam lebih luas dari pada sekedar harta. Termasuk jiwa, harta, waktu, tenaga, memperbaiki jalan dan jembatan, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, mengantar jenazah,membuang duri di jalan. Bahkan, senyum kepada saudaramu adalah sedekah (tabassu mukka fi wajhi akhika laka shadaqah). Artinya, senyum wajahmu kepada saudaramu, bagimu adalah sedekah). Zikir tasbih (subhanallah) adalah sedekah. Alhamdulillah adalah sedekah, salawat adalah sedekah. Amar ma’ruf nahi mungkar adalah sedekah, memberi nafkah kepada keluarga adalah sedekah, menghadiri majelis ilmu adalah sedekah, berbakti kepada kedua orang tua adalah sedekah. Intinya, seluruh perbuatan baik karena Allah bernilai sedekah.
Contoh senyum, betapa sederhana sedekah senyum untuk dilakukan, tidak butuh tenaga, biaya, tidak perlu waktu lama, tidak menunggu ruang seremonial dan tidak memiliki SOP (standar operasional prosedur) senyum. Demikian pula zikir hati, lisan, tulisan, perbuatan adalah dimensi-dimensi sedekah. Ingat wasiat Nabi Ibrahim kepada umat Nabi Muhammad, saat beliau isra miraj. Pesan penting abul anbiya’ ini adalah mengenai tanah dan tanaman surga. Bahwa tanah di surga itu subur, tanamilah dengan subhanallah (tasbih), walhamdulillah (tahmid), walailahaillallah (tahlil), wallahuakbar (takbir), wala haula wala quwwata illa billah (hauqalah).NMinimal zikir yang diajarkan oleh Nabi Muhammad kepada puteri beliau, Fatimah Azzahra’. Dibaca setiap kali selepas salat, zikir subhanallah sebanyak 33 kali, alhamdulillah 33 kali, allahuakbar 33 kali, wala haula wala quwwata illa billah 1 kali. Total zikir 100 kali (seratus kali). Namun zikir (sedekah) perbuatan dan hati tidak terbatas. “Berzikir-lah kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya.” (Al-Ahzab:21).
Artinya, sedekah ibarat pintu ibadah yang banyak lagi luas. Disamping pintu-pintu surga yang lain. Maksudnya, pintu utama sedekah saja sudah banyak memiliki pintu-pintu kecil lainnya (membaca, menulis, berkarya, belajar, mengajar, menolong, donasi, menjadi aktivis kemanusiaan). Ibnu Athaillah (wafat Mesir, 709 Hijriyah) mengatakan di dalam kitab Alhikam, bahwa banyaknya corak-ragam beribadah, menandakan Dia maha pemurah, dan bertujuanmsupaya kamu tidak bosan. Menurut penulis, dibatasi waktu ibadah supaya kamu tidak penat. Jeda atau istirahat diantara waktu ke waktu, dapat memantik kerinduan-mu untuk berjumpa dengan- Ku. Tiadalah yang Aku perintah, kecuali mengandung hikmah. Tiadalah yang Aku larang, selain menyimpan kebaikan. Masa penantian dalam kerinduan beribadah merupakan momen pengampunan dosa. Antara waktu salat adalah masa pengampunan dosa. Antara jumat ke jumat merupakan waktu pengampunan. Lebih dari itu, antara tarikan dan hembusan napas yang berisi zikir (ingat) kepada-Ku, adalah pengampunan-Ku. Wafat pada saat berzikir, sudah ditandai Tuhan sebagai kewafatan yang bernilai husnul-khatimah. Maka, isilah kehidupan ini dengan kebaikan. Hidup ibarat es batu. Digunakan atau tidak digunakan, dia akan mencair, akhirnya menjadi air. Gunakanlah dia sewaktu masih menjadi es batu. Maknanya, gunakan anugerah kehidupan untuk kebaikan, sebelum datang saat kematian.
Dengan sedekah, Tuhan sangat royal dalam memberikan hadiah, namun sesuai takaran sangat memberikan hukuman. Bahkan ampunan yang luas dan karunia yang banyak. Dia sangat memaklumi hamba pendosa karena kebodohan mereka. Sebab, hanya manusia bodoh yang mau melakukan dosa. Mereka yang menganiaya diri mereka sendiri, dan Allah tidak pernah menganiaya, malah memberikan kemaafan, keampunan. Sebagai yang telah Dia kalamkan pada surah Annahl ayat 119. “Lalu, sesungguhnya Allah mengampuni orang-orang yang berbuat kesalahan (keburukan) karena kebodohan-nya. Allah suruh mereka bertaubat dan memperbaiki diri setelah dosa. Sungguh Tuhan-mu benar-benar maha pengampun lagi maha penyayang.”
Sedekah dalam arti luas, termasuk menjalin hubungan kasih-sayang (silaturahmi) adalah perbuatan mulia yang dapat mengundang banyak rahman dan rahim Allah. Diantaranya mudah jalan memperoleh rezeki. Informasi rezeki tidak mungkin datang dari musuh, rezeki datang dari sahabat. Alat pengungkit lainnya adalah berakhlak di bumi, langit akan menurunkan berkahnya. Orang-orang yang sombong, lambat-laun rezekinya akan berubah menjadi musuh. Sebab, gunung tidak setuju dengan orang yang sombong, dan bumi benci kepada orang yang arogan (angkuh).
Penghalang utama turun-nya rezeki adalah dosa (fasik) dan mempersekutukan Allah, atau mencampur-adukkan kuasa khalik dengan kuasa makhluk. Percampuran mereka disebut syirik. Sebab, pemberi dan pemilik rezeki hanya Allah (Arrazzaq).
Dia yang merencanakan, Dia yang memutuskan, Dia yang melaksanakan, Dia yang mengantarkan rezeki (kun-fayakun). Alam semesta, sejak dahulu telah menjadi suruhan-Nya. Sehingga, sejak dini sudah menjadi ikrar mukmin sejati (mukmin haqqa). Hanya kepada-Mu,kami menyembah, dan hanya kepada-Mu, kami memohon pertolongan (iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in). Sebagai contoh bermasyarakat adalah ucapan, dari banyak kerumunan orang, hanya engkau yang aku pandang (mengabaikan yang lain). Berbeda dengan ucapan, aku memandang engkau diantara kerumunan orang banyak (yang lain ikut terpandang). Pandangan (syuhud) itu yang menentukan kualitas rezeki jasmani dan rohani, rezeki bermakna rahmat atau istidraj (ni’mah atau niqmah).
Rezeki rohani tidak akan terbuka bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan bagi orang-orang yang menyombongkan diri. Mustahil pintu-pintu langit terbuka untuk-nya, yang pasti tertutup. Demikian pula idaman surga, selamanya tidak bisa mereka masuki. Sebab pintu langit dan pintu surga tertutup, sampai seekor unta masuk ke dalam lubang jarum (hatta yalijal jamalu fi sammil khiyath), mustahil. Demikian Kami memberi balasan kepada orang- orang yang jahat (baca Al-A’raf:40)
Manusia yang mempersekutukan Allah selalu berada dalam ketakutan, khawatir, was-was (anxiety disorder). Kondisi paling parah adalah psikosomatik. Kitab suci mengumpama seperti orang yang terbang ke ruang angkasa (langit), tanpa bantuan oksigen sehingga dadanya sesak untuk bernapas. Adapun orang yang beriman, dadanya lapang karena berserah-diri (yasyrah shadrahu lil-islam).
Kemustahilan doa orang-orang yang ingkar, tidak bisa menjangkau langit, tidak mampumenggapai kebahagiaan (surga). Ibarat yang disebut Tuhan dalam surah Arra’du ayat 14. Seperti orang yang membukakan telapak tangannya ke dalam air, agar air sampai ke mulutnya. Padahal, air tidak akan pernah sampai ke mulutnya. Dan tiadalah doa dari orang-orang yang ingkar, kecuali dalam kesesatan. Wallahu a’lam.