Praktikum Fardhu Kifayah di IAIN Pontianak; Membekali Mahasiswa dengan Pengetahuan dan Keterampilan Pengurusan Jenazah

Oleh: Maimunah

Suasana di Aula Teatrikal Gedung Prof. Saifuddin Zuhri, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak terasa lebih semarak dari biasanya. Meski cuaca di Kota Khatulistiwa terasa panas, pertanda hujan akan segera turun, semangat para mahasiswa tak surut. Mereka berkumpul untuk menghadiri pembukaan kegiatan Praktikum Fardhu Kifayah yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), pada Sabtu pagi (5/10).

Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa angkatan 2023 semester tiga. Para peserta yang hadir berjumlah cukup banyak dan terlihat antusias mengikuti setiap rangkaian acara yang dimulai dengan pembukaan dan sambutan dari beberapa tokoh penting kampus. Praktikum ini menjadi salah satu upaya Program Studi PAI dalam memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswanya, terutama terkait pengurusan jenazah sebagai bagian dari kewajiban fardhu kifayah.

Dalam kata sambutannya, Ustadz Firmansyah, M.Pd., selaku Ketua Panitia, menjelaskan secara rinci tentang tujuan kegiatan ini. Ia menyampaikan bahwa praktikum ini berfokus pada pembekalan keterampilan mengurus jenazah, dimulai dari tahap memandikan, mengkafani, mensalatkan, hingga menguburkan. “Ini adalah pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa Program Studi PAI. Mengurus jenazah adalah bagian dari fardhu kifayah yang harus kita pahami dengan baik,” ujarnya tegas.

Tak hanya itu, Ustadz Firmansyah juga menekankan bahwa sertifikat yang akan diterima oleh mahasiswa sebagai tanda keikutsertaan dalam kegiatan ini bisa menjadi Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Sertifikat ini nantinya akan mencantumkan jumlah jam yang mereka ikuti, yang tentunya akan menjadi nilai tambah saat mereka terjun ke masyarakat atau dunia kerja.

Ketua Program Studi PAI, Dr. Syamsul Kurniawan, S.Th.I, M.S.I., turut hadir memberikan sambutan. Dalam apresiasinya, ia memuji kerja keras tim panitia yang dipimpin oleh Ustadz Firmansyah dan sekretaris panitia, Nopita Sari, M.Pd., yang notabene juga merupakan Sekretaris Prodi PAI. Ia mengatakan bahwa kegiatan ini penting untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. “Mahasiswa kita harus bisa mengurus jenazah, ini adalah kewajiban fardhu kifayah yang suatu saat pasti akan mereka temui di masyarakat,” ungkap Dr. Syamsul.

Dr. Syamsul juga memberikan dorongan semangat kepada para mahasiswa yang hadir. “Menjadi mahasiswa IAIN Pontianak, tentu kalian harus tahu hal-hal penting seperti ini. Jangan sampai kita abai. Pengetahuan mengurusi jenazah mungkin tampak sederhana, tapi bisa jadi semakin langka jika tidak dipelajari dengan baik,” lanjutnya. Ia juga tak lupa mengingatkan agar mahasiswa menyeimbangkan waktu mereka, “Jangan antusias ke kafe saja, sementara ke kegiatan yang bermanfaat seperti ini kalian enggan hadir,” katanya setengah bercanda, yang disambut tawa dan tepuk tangan riuh dari para peserta.

Acara yang berlangsung dengan hikmat ini mendapat dukungan penuh dari Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Prof. Dr. H. Hermansyah, M.Ag. Dalam pidato penutupnya, ia mengungkapkan harapannya agar ke depannya, praktikum yang diselenggarakan oleh Prodi PAI tidak hanya berfokus pada fardhu kifayah saja, melainkan juga memikirkan keterampilan yang sesuai dengan tantangan zaman. “Mahasiswa kita, selain harus paham tentang urusan fardhu kifayah, juga harus dibekali dengan keterampilan-keterampilan lain yang relevan dengan kebutuhan era digital. Seperti, bagaimana memanfaatkan artificial intelligence dalam belajar, mengajar, meneliti, bahkan dalam desain dan berbagai bidang lainnya,” tuturnya.

 Sambutan Prof. Hermansyah dalam Pembukaan Praktikum Fardhu Kifayah Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Pontinak.(dok)

Pernyataan Prof. Hermansyah ini mengundang perhatian tersendiri, terutama di tengah dunia pendidikan yang kian terdigitalisasi. Menurutnya, mahasiswa zaman sekarang perlu bersahabat dengan teknologi agar dapat berdamai dengan tantangan era 4.0. Namun, ia tetap menegaskan bahwa pengetahuan dasar seperti fardhu kifayah tak boleh dikesampingkan, karena hal tersebut merupakan bagian dari identitas sebagai mahasiswa Pendidikan Agama Islam.

Meskipun cuaca semakin panas menjelang siang, semangat para mahasiswa tak berkurang sedikit pun. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen untuk mengikuti proses pembelajaran praktikum ini dengan sungguh-sungguh. Banyak dari mereka yang mengakui pentingnya kegiatan ini bagi kehidupan mereka nanti saat berhadapan dengan masyarakat yang memerlukan bantuan dalam mengurus jenazah.

Pembukaan Praktikum Fardhu Kifayah Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Pontinak.(dok)

Beberapa mahasiswa terlihat berbincang ringan usai acara pembukaan, menantikan sesi praktikum yang akan dimulai beberapa hari ke depan. Salah satu mahasiswa, mengungkapkan antusiasmenya. “Ini pengalaman pertama saya mengikuti pelatihan seperti ini. Meskipun agak tegang memikirkan prosesnya, tapi saya yakin ini sangat penting untuk kami. Kami harus tahu bagaimana cara memandikan, mengkafani, dan seterusnya,” tuturnya.

Di sisi lain, suasana di aula semakin ramai dengan diskusi hangat seputar rencana ke depan. Beberapa dosen yang hadir pun turut memberikan masukan terkait metode pengajaran yang efektif, mengingat betapa pentingnya mahasiswa memahami proses fardhu kifayah ini dengan benar.

Sesi penutupan yang dilakukan dengan sederhana tetap penuh makna. Mahasiswa yang hadir, dengan dukungan dari para dosen dan panitia, sepakat bahwa kegiatan ini adalah bentuk komitmen nyata IAIN Pontianak untuk terus melahirkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga terampil dalam urusan keagamaan.

Keberhasilan acara ini menjadi catatan tersendiri bagi panitia dan pihak fakultas. Mereka berharap kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut dan bahkan berkembang dengan penambahan materi-materi praktikum lainnya yang relevan. Dengan begitu, lulusan Program Studi Pendidikan Agama Islam akan semakin siap terjun ke masyarakat dengan keterampilan yang mumpuni.

Hujan yang mulai turun perlahan di Kota Khatulistiwa seolah menjadi penutup sempurna dari kegiatan pembukaan praktikum ini, menyejukkan suasana setelah serangkaian acara yang padat namun penuh makna.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *