Oleh: Ma’ruf Zahran
Hampir semua kita tidak terlepas dari teknologi. Digitalisasi telah merambah semua elemen dan komponen pekerjaan dan penugasan. Selain jejak dan kinerja bisa direkam dan bisa diolah oleh pusat satelit dunia yang disebut satelit Palapa, juga berkemungkinan untuk dihoax sebagai cyber crime. Buktinya adalah penggunaan handphone terhubung langsung pada server dan bisa diketahui tentang dimana seseorang berada, perbuatan dan pembicaraan (disadap). By date yang telah terkoneksi dengan komputerisasi, pasti terpantau dan terditek sampai ke ruang privasi. Kecuali profesi yang ditunaikan secara manual atau non digital, akan aman dari peretasan. Lalu, adakah aktivitas yang tanpa melibatkan teknologi, motor sekalipun terdapat id card. Kecuali pejalan kaki dan pesepeda. Namun bila pejalan dan pesepeda membawa handphone, pasti terlacak tentang ruang, waktu, materi, perbuatan dan perkataan (informasi).
Konsekuensi logis isu abad ini,kemungkaran dalam arti persaksian palsu (qaulaz-zur) tidak hanya di depan polisi, jaksa dan hakim. Seseorang bisa berselancar dusta, khianat, promosi kejahatan, bullying, kekerasan non verbal, sampai meretas jaringan rahasia, bila rumah data tidak dipagari dengan benteng satelit (defensif dan ofensif). Kekuatan perang bintang secara digital dengan hulu ledaknya mencapai miliyaran netizen, sudah lama dimulai. Sebab, data tidak saja bisa dibaca (viewers), malah bisa dikomentari dan diretas. Implikasinya kemenangan digital atau kekalahan digital, artinya perang yang dirancang dengan program elektron atau perang satelit. Perang satelit yang bermuatan media dan informatika. Kerjanya seperti radar secara sederhana, membuat rancang pesan, menyampaikan pesan, mengubah pesan, menentukan titik ordinat tembak secara akurat, dan membongkar perintah rahasia musuh.
Sesungguhnya, lalu lintas di udara (gelombang elektro-magnetik) lebih ramai dari pada lalu lintas di bumi. Data yang beterbangan dengan pusat kendali satelit Palapa, tiada pernah terhenti, kecuali Tuhan menghendaki. Artinya, komunikasi digital lebih jamak diskusi dan lebih cepat pertempuran datanya, dari pada diskusi di bumi. Misal, sekolah dan universitas bisa kehilangan kepercayaan pengguna, bila website yang terhubung pada lembaga diatasnya memberi penilaian kurang atau buruk tentangnya. Atau isu etik yang membuat stakeholder gelisah, sehingga dengan mudah beralih ke website lain. Dapat pula terjadi perang fitnah secara digital untuk memajukan reputasi seseorang atau memundurkannya.
Promosi dan informasi sekolah, madrasah, pesantren, universitas, bahkan perkantoran bisa dipantau lewat teknologi informasi digital berbantuan website (media-informatika) yang terhubung dengan citra setelit dunia. Hampir semua masjid memiliki WiFi, sedang perkantoran dan restoran sudah lama. Bahkan beberapa perusahaan besar sudah memiliki server satelit sendiri.
Tidak mengherankan bila tiba-tiba madrasah tutup karena kurang peminat,
atau sekolah yang dahulunya surplus menjadi minus siswa baru. Malah puluhan PT tidak bisa terakreditasi karena kehilangan mahasiswa. Kecenderungan angka menurun mahasiswa setiap angkatan sangat signifikan. Disamping faktor tradisional seperti rendahnya harga jual karet di pehuluan. Terdapat juga faktor non tradisional bahwa kuliah di perguruan tinggi belum bisa menjamin gaji tinggi. Disamping biaya tinggi dalam pemanfaatan IT beserta logistik sehari-hari. Terkadang kebutuhan kuliah akan kuota internet lebih penting dari pada beras. Sebab beban sosial yang dihadapi oleh generasi milenial lebih berat, bila dibandingkan dengan generasi manual. Meski terdapat plus-minus sebagai kehendak zaman.
Bila sebuah PT belum terakreditasi, PT tersebut belum layak untuk meluluskan alumni, bahkan tridharma tidak bisa dijalankan. Sekarang, masyarakat Indonesia mengalami dampak buruk ekonomi pasar bebas saat rupiah tidak mampu bertahan di level normal. Rasionya, Rp. 11.500,- setara dengan 1 Dolar AS, mata uang rupiah terjungkal. Sementara bursa efek perdagangan dunia sangat tergantung kepada Amerika. Dampaknya, harga karet lokal sangat murah, Rp. 5.000/kilo gram. Tidak sanggup mengimbangi satu kilo gula pasir, Rp. 18.000. Tidak mampu mengimbangi harga beras sebagai kebutuhan pokok sehari-hari, Rp. 15.000/kilo gram. Apalagi susu formula khusus untuk ibu hamil, ibu menyusui dan susu bayi, rata-rata Rp. 200.000/kilo gram. Belum lagi pertalite, listrik, air bersih, dan biaya hidup yang tidak terduga. Biaya pendidikan anak-anak, biaya kuota internet, biaya kosmetik dan biaya transportasi perkotaan.
Atau dengan kata lain belum mendapatkan legalisasi digital, sebab PT tersebut tertutup aksesnya di laman kementerian. Disini, perlu keseriusan menangani apapun, termasuk PT yang membawahi ribuan bahkan jutaan manusia yang berhajat, berkepentingan. Pasar bebas dan universiti go internasional sudah banyak membuat PT lokal terpapar sakit. Bila saat berhadapan dengan arus tuntutan kualitas dunia kerja dan ekspektasi stakeholder. Oleh karena itu, keandalan konsentrasi dan spesialisasi keilmuan sudah harus ditampilkan pada SMP. Gagasan konsentrasi praktik telah diterapkan oleh SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang semakin dioptimalkan standar pembelajaran, standar sarana dan prasarana, standar keuangan, standar penelitian, standar alumni. Bahkan pembagian jurusan yang lebih mandiri dan akurasi. Seperti pembagian jurusan listrik, arus kuat dan arus lemah. Perbedaan jurusan pabrika, mekanik, mesin. Jurusan mesin-pun dibagi lagi, bubut, body river, dan sebagainya.
Harga karet lokal murah karena bersaing dengan kualitas karet dunia, demikian juga sawit, cengkeh, lada, tembakau. Nilai mata uang rupiah yang terpuruk perlu mendapat perhatian serius oleh para ahli pasar modal dan ekonom Indonesia. Ilmuwan dan negarawan wajib ikut membicarakan keterpurukan rupiah dikalangan regional MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Supaya daya saingnya tidak begitu jatuh dihadapan mata uang tunggal eropa dan MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa). BJ. Habibie pernah menguatkan mata uang rupiah di pasar dagangdunia, saat beliau menjabat Presiden RI.
Mewujudkan masyarakat adil dan makmur (MAM) adalah tugas semua komponen bangsa. Saat keterbukaan merupakan kunci untuk meraih kejayaan secara bersama-sama. Trust (kepercayaan) rakyat terhadap pemerintah dan trust (kepercayaan) pemerintah terhadap rakyat merupakan syarat utama kemajuan. Sedang keamanan merupakan modal pembangunan. Agama wajib berperan dalam membentuk insan Indonesia yang jujur, amanah, cerdas sebagai karakter-nya. Sehingga agama benar-benar fungsional, tidak sekedar ritual yang kering makna. Agama dipatuhi sebagai rambu-rambu kehidupan, tidak sekedar untuk seremonial pembinaan, penyuluhan atau sebatas menunaikan kewajiban formal. Namun sejauhmana nilai profetik (kenabian) difardukan, berupa memperjuangkan hak asasi orang-orang yang lemah dan terpinggirkan? Tugas profetik Muhammad dan umat juga memberi makan kepada orang yang lapar, dan memberi aman kepada orang yang takut.
Oleh sebab itu, generasi milenial rindu kepada sosok nabi Muhammad, sang pembebas dari keterpurukan sosial, ekonomi, dan geo politik. Umat milenial yangsiap meneladani jejaknya, ikut memperjuangkan kaum tertindas secara struktural dan non struktural. Tidak sebatas umat yang tenggelam dalam zikir. Zikir bagus,tetapi tugas kenabian adalah lingkup sehari-hari. Umat yang tidak sekedar pandai memanjangkan jenggot dan pintar memperlama gerakan sujud. Rasul yang bertungkus-lumus bersama umat, itulah pemimpin yang bukan penguasa.
Rekam jejak digital dan non digital telah Tuhan firmankan saat Dia mengutus utusan-Nya dan umat yang mengikuti utusan. Bahwa mereka adalah sebaik-baik umat yang Tuhan hadirkan di muka bumi, beriman kepada Allah, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka adalah orang-orang yang tegas terhadap kekufuran, kedurhakaan, kejahatan. Namun kasih sayang kepada sesama. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud. Mereka mencari keutamaan (rezeki) dari Allah dan keridhaan. Penciri mereka tampak lewat perbuatan baik, akibat dari pengaruh sujud. (Baca: Al-Fath:29).
Tugas-tugas profetik dan apostolik Muhammad yang tetap diemban oleh umatsampai hari ini dan selanjutnya adalah membimbing, mencerdaskan dan mencerahkan (mursyid), mengajarkan (muallim), memberikan keterangan jiwa
untuk mengenal Tuhan (murabbi) sebagai ciri generasi milenial pencinta Rasulullah SAW. Berlanjut, peran dan fungsi tetap dijalankan sampai Allah menentukan waktu ajalnya (ila hin).
Lebih rinci, tugas profetik (kenabian) Muhammad terdapat dapat dalam surah
Al-Jumu’ah ayat 2. Rekam jejaknya adalah sebagai berikut: “Dia yang mengutus seorang rasul dari kaummu sendiri, membacakan kepadamu tentang ayat-ayatNya,menyucikan jiwa mereka, mengajarkan kepada mereka kitab (Al-Quran) dan hikmah (sunnah). Meskipun sebelumnya, mereka benar-benar berada didalam kesesatan.” Sedang tugas apostolik Muhammad beserta umat adalah pembebasan kaum tertindas baik atas dasar regulatif maupun non regulatif, hubungan majikan dan karyawan wajib berasas kemanusiaan yang adil dan beradab. Jangan terjadi penjajahan manusia atas manusia lain dalam segala bentuk dan alasan (dalil).Maksud dari tugas apostolik (kerasulan) Muhammad beserta umat adalah: “Dan tahukah kamu, apakah jalan yang mendaki dan sukar? Yaitu jalan melepaskan perbudakan (penindasan). Memberi makan pada hari kelaparan kepada anak-anak yatim yang memiliki hubungan kerabat. Atau orang miskin yang sangat melarat. Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman, mereka saling berpesan dalam wasiat menetapi kesabaran, dan mereka saling berpesan untuk berkasih-sayang. Mereka adalah golongan kanan (maimanah).” (Al-Balad:12-18).
Rekam jejak golongan kiri merupakan anti tesa (mukhalafah) dari golongankanan yaitu: “Dan orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Kami, mereka golongan kiri. Mereka berada didalam neraka yang tertutup rapat.” (Al-Balad:19- 20). Demikian rekam telah lebih Kami dahulukan, kemudian Kami realisasikan menjadi jejak. Al-Hadid:22 memberi kepastian: “Setiap musibah yang menimpa dibumi dan pada dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab induk (lauh- mahfudz) sebelum Kami mewujudkan-nya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” Maha benar Allah yang maha agung dalam semua kalam. Wallahu a’lam.