MEMETIK HIKMAH BERKAT UMAT AKHIR ZAMAN

Oleh: Ma’ruf Zahran Sabran

Maksud memetik hikmah berkat umat akhir zaman yang dituju adalah kita. Tuntas, kitab suci terhimpun dalam mushaf Usmani yang telah tercetak. Lengkap sebanyak 30 juz, 114 surah, 6.666 ayat. Demikian pula hadis, sempurna tulisan dan bacaannya, bahkan mendapat penjelasan (syarah), terjemah, tafsir dari ulama sesuai bidang kajian. Kisah para utusan Tuhan dapat dibaca, 25 Rasul. Bayangkan dahulu, ketika masa awal turun Alquran yang masih dalam hapalan sahabat dan sahabiyah. Tulisan ayat di kulit-kulit unta, pelepah daun kurma, atau di atas batu. Tulisan tanpa tanda baca, tanpa harakat, malah tanpa titik. Untuk wilayah luar Mekah, bisakah dibaca? Islam menyebar ke Asia sampai Cina, menyebar ke Eropa sampai dataran selatan Perancis (Sisilia). Atau ke ujung Afrika (Sudan). Disamping itu, keutuhan Alquran bukan seperti yang kita saksikan sekarang. Namun terpencar-pencar. Misal, seorang sahabat memiliki separuh potongan surah, potongan surah lainnya berada di tangan sahabat lain. Barulah kemudian susunan kalimat, ayat, surah berada dibawah pantauan Rasulullah, berdasarkan aturan wahyu.

Terbuka, berkat kemajuan ilmu pengetahuan hari ini, kritik nasab dilakukan, kritik sanad dikerjakan. Sebab, piranti keras dan piranti lunak ilmu pengetahuan sudah tersedia. Hadis, dalam sejarah perkembangan mengalami seleksi yang ketat (takhrij hadis). Berdasar telusur kitab Rijalul-hadis, Mu’jam Almufahras, Asbabul-wurudilhadis, Mustalahul-hadis, dan lain-lain. Berkat kemuliaan umat akhir zaman, klasifikasi kualitas hadis dapat diketahui. Dapat dilihat dari sudut matan (isi), sanad (silsilah pewartaan), rawi (kualitas ilmu dan akhlak periwayat). PPenentuan kriteria, berkualitas shahih, atau hasan, atau dhaif (hadis lemah) berdasarkan ilmu. Tiga kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang periwayat. Kriteria adil, tsiqah, dhabit. Terpenuhi ketiga kriteria ini, hadis yang diriwayatkan oleh seorang periwayat disebut hadis shahih. Kurang satu disebut hadis hasan, kurang dua disebut hadis dhaif (lemah). Jika tidak memenuhi semua kriteria, dinamai hadis palsu.

Barulah dalam perkembangan berikutnya, ayat Alquran diberi titik, baris, tanda waqaf dan washal, kerja cerdas ini dibuat oleh Abul Aswad Ad-Du’ali. Diberi hukum tajwid oleh Rumahurmuzi. Juga, hadis dalam balantika perkembangan ikut dibukukan oleh Syihabuddin Azzuhri pada abad ke-2 Hijrah dibawah perintah dan bimbingan khalifah Umar bin Abdulaziz, khalifah dinasti Bani Umayyah. Hukum juga mendapat sentuhan kajian karya yang sempurna. Usul fikih (yurisprudensi) disusun oleh pendirinya, Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i, sekaligus produk hukum mazhab (fikih). Tasawuf juga mendapat tempat yang mulia pada pembahasan para sufi. Sampai akhirnya, puncak kemajuan ilmu pengetahuan berada pada masa dinasti Bani Abbasiyah. Tepatnya pada pemerintahan yang gemilang, yaitu khalifah Harun Arrasyid. Diikuti oleh anak Arrasyid yaitu Almakmun, dan Almuktashim billah.

Untuk menopang tegak berdirinya agama ke seluruh dunia, termasuk kontak dengan dunia timur dan barat, perlu kesepakatan bersama (konvensi) bahasa. Bahasa Arab disusun gramatikal oleh ulama besar dunia, Imam Sibawaih. Disusun uslub (gaya bahasa), balaghah (sastera), manthiq (logika), bayan, terjemah, tafsir, takwil, dan cabang-cabangnya.

Kemajuan bahasa inilah, kemudian dunia sampai detik demi detik menjelajah ilmu pengetahuan. Ibnu Hayyan menulis kitab biologi. Ibnu Jarir Ath-thabari menulis literasi karya tafsir. Generasi sekarang adalah nikmat kesempurnaan agama yang dijanjikan, sejalan dengan rahmat kemerdekaan RI yang kita rasakan. Tidak ada kata lain, kecuali bersyukur.

Bersyukur kepada Tuhan atas rahmat-Nya yang terpuji berupa iman kepada Tuhan yang maha esa. Bukan-kah ini, pernyataan keesaan. Lalu kenapa manusia bisa dipaling-kan, sedikit sekali mereka yang bersyukur. Kelak mereka akan mengerti perbuatan mereka yang memperserikatkan Dia dengan sesuatu. Maha suci Tuhan, maha tinggi Dia dari apa-apa yang mereka sifatkan.

Bersyukur kepada Tuhan atas rahmat-Nya yang terpuji berupa iman kepada Tuhan yang maha esa. Bukan-kah ini, pernyataan keesaan. Lalu kenapa manusia bisa dipaling-kan, sedikit sekali mereka yang bersyukur. Kelak mereka akan mengerti perbuatan mereka yang memperserikatkan Dia dengan sesuatu. Maha suci Tuhan, maha tinggi Dia dari apa-apa yang mereka sifatkan.

Sekali Tuhan menciptakan manusia (Almubdi’), disuruh bayang-bayang mengikuti-nya, diapun mengikuti tanpa sanggah. Diantara makhluk Tuhan yang paling sering membangkang adalah manusia, berbeda dengan matahari di waktu siang, dan bulan di waktu malam. Ketundukan manusia berbeda, ada yang rela dan ada yang terpaksa. Dengan potensi hati dan akal, manusia bertakwa. Banyak yang tidak mau memaksimalkan potensi keduanya, jadilah mereka batu atau besi (kunu hijarah atau hadida).

Jangan menjadi batu atau besi, jangan menjadi kera atau babi. Jadilah manusia yang mentauhidkan Allah, niscaya hidup merdeka dan merdeka hidup. Adalah orang yang diberi rezeki oleh Tuhan-nya, dengan rezeki yang baik (rizqan hasana). Lalu dia bebas menafkahkan hartanya di jalan Allah, malam atau siang. Samakah dengan manusia hamba dunia, hamba dari seorang raja yang tidak memiliki kekuatan apapun (‘abdan mamlukan la yaqdiruna ‘ala syai’). Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (baca Annahl ayat 75).

Jelas, bahwa hikmah bertauhid saat ini akan memetik buah kemerdekaan yang membebaskan dari ketergantungan kepada raja-raja palsu. Sedang syirik memasung mereka, memenjarakan dan menarik kemerdekaan yang dahulu sudah Tuhan berikan ketika perjanjian suci di alam azali. Tuhan mengumpamakan dua orang laki-laki yang berbeda. Laki-laki bisu dengan laki-laki yang lantang menyuarakan keadilan, dan berada di jalan yang lurus. Pasti, laki- laki bisu sangat mengenaskan, tidak dapat berbuat dan menjadi beban bagi pengasuhnya. Si-bisu tidak memiliki pilihan, kecuali dipilihkan, tidak dapat mendatangkan kebaikan untuk diri dan lingkungan. Manusia yang mempersekutukan Allah, Allah jatuhkan dari kemerdekaan tauhid menjadi keterjajahan syirik. Ingat, manusia syirik adalah hamba sahaya dari sesuatu yang mereka persekutukan, berupa dunia dan atributnya (mamluk).

Simpul satu kata adalah tauhid. Tauhid merupakan satu-satunya nikmat terbesar pada setiap abad. Sebab, tauhid adalah kesucian batin. Sedangkan syirik adalah satu kata kejahatan terbesar pada setiap abad. Sebab, syirik adalah kekotoran (najis) batin. Wallahua’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *