THE FINAL DAY

Oleh: Ma’ruf zahran

Mujahidin Palestina adalah perilaku pengasih, penyayang, penyantun, pelindung sesuai dengan nama Tuhan yang mereka bela. Pembelaan yang berbentuk aksi peduli dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat yang tertindas sesuai dengan nama Tuhan yang mereka yakini, AlMukmin. Mujahidin yang memberi rasa lapang di hati kaum yang teraniaya, sesuai dengan sifat Tuhan yang mereka imani, Al-Muhaimin. Untuk itu, mereka wajib gagah di hadapan musuh-musuh Allahu Al-Qahhar. Al-Qahhar adalah gagah yang tidak terkalahkan, kuat yang tidak terlemahkan (Al-Qawiy), kokoh yang tidak sanggup dirobohkan (Al-Matin), perkasa yang tidak terpatahkan (Al-‘Aziz). Umat manusia wajib belajar dari mereka, sebab bumi suci Palestina AlMuqaddas adalah satu-satunya bumi percontohan akhir zaman tentang bagaimana belajar dengan tema sabar, syukur dan ridha. Tanah perjuangan Palestina Al-Muqaddas beserta penduduknya sudah Allahu Subhanahu wa Ta’ala jadikan percontohan (pilot program) dalam arti keimanan dan kasih-sayang. Kesesuaian sifat Tuhan yang diperjuangkan oleh Mujahidin Palestina dengan sifat Tuhan yaitu mutlak adanya. Eksistensi yang tidak terbantahkan bahwa Mujahidin sebagai pasukan pembebasan Palestina Al-Muqaddas berjuang di bawah kitab suci Al-Quran, di bawah naungan kalimat tauhid, dan di bawah lindungan Al-Aqsha.

Kemenangan dijanjikan Tuhan kepada kaum mukminin dan mujahidin, terkhusus Palestina. Diakhir zaman, the holy books Zabur, Taurat, Injil dan Al-Quran menyatakan bahwa bumi Kami akan diwarisi oleh hamba-hamba Kami yang saleh: “Dan sesungguhnya sudah Kami tulis di dalam kitab Zabur, setelah Kami tulis terlebih dahulu di dalam Adz-Dzikir (Al-Quran), sesungguhnya bumi Kami wariskan kepada hamba-hamba-Ku yang saleh. Sesungguhnya dalam hal ini, benarbenar Kami sampaikan kepada komunitas hamba-hamba-Ku (Muhammad dan ummat). Dan Kami tidak akan mengutus engkau (Muhammad), kecuali sebagai rahmat untuk seluruh alam. Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya Tuhan telah mewahyukan kepadaku: Sesungguhnya hanyalah Tuhan kamu Tuhan yang maha esa, maka adakah kamu sudah berserah diri?” (Al- Anbiya’:105-108).

Tidak bisa membebaskan Al-Aqsha dengan senyam-senyum, sambil tidur-tiduran atau dengan orasi, diskusi,literasi, jurnal, publikasi ilmiah, rekayasa intelektual serta skenario mapping teritorial. Mutlak diperlukan orang-orang yang berkeinginan kuat untuk mengusir penjajah asing dari Al-Aqsha seperti Khalifah Amirul Mukminin Umar bin Khattab, bukan dengan jalan damai. Kondisinya berbeda, bernegara jangan disamakan dengan hidup bertetangga dengan rukun warga, skalanya berbeda. Artinya bedil dilawan bedil, tidak mungkin bedil dilawan dengan kue lapis legit. Sehingga Tuhan telah nyatakan dalam surah Al-Isra’ (17) ayat 4-7 yang secara periodik Bani Israil mengalami 4 kali tahap yaitu menang, kalah, menang, kalah.

Kondisi kemenangan pertama saat mereka (Israel) dimenangkan Tuhan dari kekejaman Fir’aun pada masa Nabi Musa. Selanjutnya mereka dimusnahkan oleh Raja Babilonia, Nebukadnezar. Mereka pun berdiaspora ke negara-negara Eropa dan diusir serta dihajar oleh Adolf Hitler, pimpinan pasukan Nazi-Jerman pada Perang Dunia I. Tahun tahun 1948, pasca Perang Dunia II adalah Israel diberi wilayah yang sedikit oleh PBB di kawasan luas Palestina yang merdeka, berdaulat-bermartabat.

Setelah kemenangan dan kemerdekaan Israel, namun mereka menjadi penjajah dengan mencaplok wilayah Palestina,mencuri, dan mengubah peta dunia. Malah menjadi penjajah dengan senapan laras panjang di tangan. Kondisi yang sangat memilukan bagi rakyat Palestina Al-Muqaddas yang terjajah.

Secara theologis, Israel sudah Tuhan tulis dalam ayat, ayat tersebut berbunyi: “Dan telah Kami tetapkan kepada Bani Israil di dalam kitab (Taurat) bahwa mereka benar-benar akan melakukan kerusakan di bumi sebanyak dua kali dan mereka tunjukkan dengan penuh kesombongan yang besar. Maka apabila datang janji (hukuman) bagi kejahatan pertama (Israel) dari kedua kejahatan itu, Kami datangkan untuk kamu (Israel) hamba-hamba Kami yang memiliki kekuatan yang besar, lantas mereka merajalela di kampung-kampung, dan demikianlah janji yang pasti terlaksana. Kemudian, Kami berikan kepadamu (Israel, janji kemenangan) giliran untuk mengalahkan mereka kembali, dan Kami membantumu dengan memperbanyak untuk kamu (Israel) harta-benda dan keturunan, dan Kami jadikan kamu (Israel) kelompok yang lebih besar.” (Al-Isra’:4-6). Adapun opsi (pilihan) Tuhan untuk Israel setelah kemenangan yang kedua ini, sejak tahun 1948 ada dua, berbuat baik atau durhaka. Ultimatum perang dari Allahu Subhanahu waTa’ala ketika mereka (Israel) durhaka.

Kondisi Israel sekarang berada pada posisi ayat 7: “Jika kamu berbuat baik (Israel),kebaikan untuk dirimu sendiri (Israel), dan jika kamu berbuat jahat (Israel), kejahatan untuk dirimu sendiri (Israel). Dan apabila datang saat hukuman bagi kejahatan kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu (Israel). Dan mereka (kaum muslimin) masuk ke dalam Masjid (Aqsha), sebagaimana dahulu mereka memasukinya pada kali pertama. Dan untuk membinasakan kamu (Israel) sehabis-habisnya, dan berkuasa (tadbir).” Inilah episode akhir zaman yang ditandai sesungguhnya Baitul-Maqdis akan jatuh kepangkuan ummat Islam. Ummat Islam berada dibawah kepemimpinan Imam Mahdi Khalifatullah dengan kemenangan. Sebagai sepuluh tanda-tanda besar (‘alamatul kubra) menjelang tibanya hari akhir (the final day), yaitu:

  1. Dajjal.
  2. Diutus Imam Mahdi (Muhammad bin Abdullah Al-Mahdi). Dan diturunkan Nabi Isa putera
    kandung Maryam binti Imran dari langit ke-empat.
  3. Dabbah.
  4. Dukhan.
  5. Ya’juj dan Ma’juj.
  6. Matahari terbit dari arah sebelah barat.
  7. Bertiupnya angin lembut yang mewafatkan orang-orang beriman.
  8. Penenggelaman bumi disebelah barat.
  9. Penenggelaman bumi disebelah timur.
  10. Berkobarnya api besar dari kota Yaman yang menghalau manusia yang durhaka ke negeri Syam (Palestina) sebagai tempat akhir usia dunia. Dan Palestina nanti, menjadi tempat awal kebangkitan manusia, pada hari pengumpulan (yaumul mahsyar). Saat bumi akhirat yang berbeda, dan langit akhirat yang berbeda dengan penciptaan yang baru (bi-khalqin jadid). Itulah hari Al-Malik sangat berkuasa (Maliki yaumiddin). Wallahu a’lam

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *