Bibi Suprianto, Alumni PAI IAIN Pontianak yang Mempresentasikan Papernya di AICIS ke-23 di Semarang

Oleh: Maemunah

Bibi Suprianto alumni PAI IAIN Pontianak yang berprestasi, yang dalam momen AICIS ke-23 di Semarang, 3 februari 2024 mempresentasikan  artikelnya yang berjudul ” social construction of Islamic local tradition to be religious moderation in Malay Community. Bibi merupakan alumni PAI di IAIN Pontianak (lulus 2019, merupakan alumni S2 CRCS UGM dan sedang persiapan melanjutkan studi S3 di Emory University Atlanta, Amerika. Dengan berbahasa Inggris yang fasih, Bibi menjelaskan papernya yang sangat antropologis tersebut, pada sesi panel yang dipimpin dosennya semasa S1 PAI yaitu Dr. Syamsul Kurniawan, S.Th.I, M.S.I.

Bibi mengatakan bahwa dia sangat bangga bisa reunian kembali bersama dosennya, selain itu dia juga mengatakan bahwa keikutsertaannya di AICIS karena ajakan dari dosennya sendiri yang ingin bertemu kembali dengan dirinya.

Dalam papernya, Bibi menjabarkan bahwa Agama dalam masyarakat Melayu tidak hanya dilihat sebagai sesuatu yang berkaitan dengan kepercayaan, tetapi juga menyangkut persoalan identitas dan simbol-simbol dalam kelompok masyarakat lainnya. Simbol inilah yang menjadi konstruksi sosial dalam membentuk moderasi beragama pada masyarakat secara luas.

Dalam temuan risetnya, bibi memberikan pernyataan bahwa konstruksi sosial memiliki tradisi berbasis agama yang terbentuk melalui solidaritas agama, norma hukum berbasis agama dan identitas masyarakat yang menjadi symbol kekuatan masyarakat adat Melayu untuk mengajak masyarakat pedalaman menerima budaya-budaya lokal. Dengan hasil tersebut, bibi menyimpulkan bahwa konstruksi sosial keagaman dalam tradisi local masyarakat Melayu dapat menghadirkan sikap toleransi pada masyarakat umum.

Bibi, menawarkan dalam membentuk budaya Melayu yang inclusif pada masyarakat, ada beberapa konsep yang harus diterapkan, pertama Pendidikan moderasi beragam pada masyarakat adat, kedua menjadikan adat istiadat lokal sebagai contoh bagian dari keharmonisasian manusia dan ketiga, membangun solidaritas pada masyarakat adat dan kota.

Melalui program tersebut, bibi menyakini bahwa pengembangan budaya akan menjadi salah satu kajian menarik untuk Pendidikan agama terutama Pendidikan agama Islam.

Kepada adik-adik kelasnya di PAI IAIN Pontianak, Bibi mengungkapkan pentingnya belajar Bahasa Inggris. Sebab dengan kemampuan dalam berbahasa Inggrislah, ia sinyalir telah mengantarkannya kuliah di UGM dan kelak di Amerika.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *