NISFU SAKBAN

Oleh: Ma’ruf Zahran Sabran

Tulisan ini dihadirkan guna melihat dari dekat tradisi nisfu sakban. Memerhatikan Islam di Nusantara telah bergumul dengan adat-istiadat setempat, perlu dikaji dari aspek kesejarahan, sosiologi, antropologi, teologi, dan pandangan hidup mereka. Dengan demikian, untuk menyampaikan dakwah kepada penduduk tempatan, para da’i dan para wali mempergunakan multi metode dengan terlebih dahulu mencermati kondisi lapangan, setelah mengamati fenomena kehidupan.

Sejak abad ke-tujuh masehi, pendekatan budaya sudah menjadi saluran penyebaran Islam di Nusantara, diantara tujuh saluran sehingga menjadi metode para pendakwah. Metode pendidikan, pernikahan, perdagangan, kesenian, tasawuf, kebudayaan dan bahasa yang berbasis kearifan lokal (local wisdom). Penggunaan kosa kata di Nusantara sejak dahulu kala sudah menyerap bahasa Arab, sebagai dampak pergaulan. Pada akhirnya menjadi bahasa Melayu. Kemudian dari dasar bahasa Melayu inilah dijadikan bahasa Indonesia. Kata serapan tersebut adalah seperti kursi dari kata kursiyyun, salam, khabar, sehat (shihhah), dan derivatif kalam lainnya.

Persinggungan kontak Nusantara-Arab yang terjalin harmoni membuat Islam sangat mudah diterima. Kemudahan tersebut sebab asas agama Islam yang damai dan anti penjajahan (non imperialisme). Akulturasi dan diplomasi menyebabkan kaum pendatang (muhajirin) dan kaum tempatan (ansar) saling memberi untung (simbiosis mutualisme). Berawal dari perdagangan, kemudian gadis Nusantara terpikat dengan sifat jujur pedagang Arab. Ternyata, sifat jujur memiliki dampak yang luas bagi kemaslahatan kemanusiaan yang akan datang. Sehingga tidak berlebihan jika petuah dari ayahnda penulis (Zahran Sabran) mengatakan: “Jujur adalah mata uang yang berlaku dimana-mana.”

Jujur tidak sekedar mata uang, bahkan melebihi nilai tukar tersebut. Kejujuran ibarat stroma-magnetik yang mampu menarik kebaikan dari segala arah. Polarisasi jujur seperti ini dapat dimaknai takwa. Bukankah orang yang takwa mendapat rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Takwa akan memberikan jalan keluar dari problem kehidupan. Takwa dapat menghapus dosa dan memperoleh pahala yang agung. Takwa akan memudahkan semua urusan. Singkat kata, takwa yang mewujud pada sifat jujur merupakan landasan peletak pertama bagi keberlanjutan kehidupan beragama, bernegara, berbangsa, bermasyarakat. Nilai jujur dapat pula diartikan keselamatan untuk pribadi, keluarga dan publik, dunia dan akhirat. Keniscayaan jujur telah membuka pintu-pintu langit yang disediakan bagi para pendoa yang jujur. Jujur akan menutup pintu-pintu neraka dengan rapat. Jujur akan membuka pintu-pintu surga dengan lebar. Jujur akan memberhentikan bujuk gombal dari persekutuan syaitan. Jujur akan memborgol kaki-tangan syaitan. Jujur akan mendatangkan kebaikan tanpa batas.

Kembali kepada topik nisfu sakban. Nisfu sakban merupakan formulasi ungkapan perasaan jujur kepada Allah SWT. Jujur untuk bersyukur terhadap takdir nikmat. Jujur untuk bersabar terhadap takdir bala’. Jujur untuk bertaubat terdapat takdir maksiat. Jujur untuk ikhlas terhadap takdir taat. Dimaknai dari doa nisfu sakban sebagai penanda pertengahan bulan sakban di malam hari yang didahului oleh salat sunah nisfu sakban, salat taubat, salat tasbih. Beserta hajat-hajat yang akan dihaturkan. Diyakini sebagai malam ditutupnya buku catatan amal setahun yang lalu. Dan malam dibukanya catatan baru untuk setahun kedepan. Pencatatan pertahun dikumpulkan, sebelum divonis Tuhan menjadi ketetapan yang tidak bisa diganggugugat, sihamba masih diberi kesempatan yang sama untuk mengajukan grasi dan amnesia. Naskah-nya termaktub dalam substansi doa (petisi) nisfu sakban. Sudah sangat jelas terurai bentuk permohonan pengampunan dosa masa lalu, sebelum menjadi rekam jejak secara permanen. Dan harapan kepada Allah SWT untuk dicatatkan sebagai hamba yang saleh dalam kitab induk (yamhullahu ma yasya’, wayutsbit, wa’indahu ummul kitab). Tuhan berkehendak penuh untuk menghapus dan menetapkan hukum, serta di sisi-Nya terdapat kitab induk (rekap amal).

Refleksi masa lalu dan proyeksi masa depan diagendakan dalam peringatan nisfu sakban. Peringatan nisfu sakban di Nusantara baik dilakukan secara pribadi, keluarga, masyarakat maupun bangsa dengan pembacaan surah Yasin tiga kali dan pembacaan doa nisfu sakban beserta hajatnya. Tidak sedikit yang membawa air untuk dibacakan doa pada acara tersebut. Berharap berkah dari peringatan nisfu sakban sebagai fasilitas yang sah untuk kualitas kehidupan yang lebih baik di tahun hadapan. Bukankah Tuhan pasti memberi kepada orang yang meminta (jangan ragu). Dalam dauh-Nya sering didengar: Memintalah kepada-Ku, pasti Aku kabulkan.

Setiap orang boleh menyampaikan permohonan kepada Allah dalam doa keberhajatan yang sungguh-sungguh terlahir dari lubuk hati terdalam. Sungguh nisfu sakban adalah satu malam yang dijanjikan doa diperkenan Tuhan. Doa diijabah bagi yang berdoa. Hajat dikabulkan bagi yang berhajat. Kepastian keselamatan dunia dan keselamatan akhirat, serta dipelihara dari siksa api neraka. Malam-malam yang dimaksud adalah malam tanggal satu di bulan Rajab. Seterusnya malam nisfu sakban, malam jumat setiap pekan. Malam dua hari raya, idul fitri dan idul adha sebagai ijabah siklus tahunan. Sedang bulan suci Ramadan adalah setiap hari, setiap malam, per-jam, per-menit, per-detik merupakan momentum mustajabah perayaan doa. Ini sebagai bukti bahwa Allah maha kaya dan maha luas karunia-Nya. Mulailah kini, di kantor, di kampus, di sekolah, di rumah, di pasar, di toko, di kios, perbanyak membaca AlQuran dan menela’ahnya. Perbanyak memuji-memujaNya, perbanyak doa, perbanyak membantu sesama. Perbanyak puasa sunnah di bulan Sakban hingga Ramadan tiba. Bergeraklah dengan cepat karena waktu itu singkat. Jangan buang kesempatan menjadi limbah tidak berguna, kecuali diisi dengan zikir hati yang tersadarkan. Sebab waktu laksana pedang, dia siap memotong leher bagi orang-orang yang abai terhadap-nya. Waktu adalah investasi terbesar dalam hidup yang tidak akan pernah datang lagi selamanya, setelah kepergiannya.

Silakan untuk meminta apa saja kepada Allah Tuhan yang menguasai seluruh alam semesta (Allahu rabbul ‘alamin). Namun ulama berupaya memformulasikan doa nisfu sakban dengan tiga niat dalam berhajat. Hajat berkesadaran pertama meminta dipanjangkan keberkahan di dalam umur yang dijalani. Akhirnya, keberkahan umur dapat diraih. Kebaikan diawal dan kebaikan diujung hala napas kehidupan (husnul-khatimah). Hajat kedua meminta kehalalan dalam mencari rezeki dan kehalalan dalam membelanjakannya. Akhirnya, keberkahan rezeki yang terealisasi menjadi kenyataan berkah agama, berkah ilmu, berkah keturunan, berkah warisan, berkah jasmani dan rohani. Permohonan doa berhajat yang ketiga adalah meminta ketetapan iman dari hidup sampai mati, mohon dikuatkan hidup bersama iman, dan mati bersama iman. Iman kepada Allah yang selalu membersamai dari dunia hingga akhirat. Dengan surah yasin, berwasilah orang-orang yang sakit menuju kesembuhan dengan segera. Berwasilah dengan surah Yasin, bagi orang-orang yang berhutang menjadi tunai-lunas, bebas beban hutangnya. Berwasilah dengan pembacaan surah Yasin, bagi orang-orang yang berhajat memenuhi undangan rabbur-rahman, fi-baitirrahman. Pada rumah Tuhan (baitullah), makkatusy-syarifah mukarramah yang dikunjungi saat berhaji. Berhajat kabul berkesempatan langsung berziarah di baitur-raudah, berjumpa dengan sang junjungan di kota nabi, madinatunnabi al-munawwarah (kota nabi yang penuh cahaya). Bihurmati surati Yasin (dengan kehormatan surah Yasin). Bikaramati surati Yasin (dengan kemuliaan surah Yasin). Bihaqqi surati Yasin (dengan kebenaran surah Yasin). Bihadi surati Yasin (dengan petunjuk surah Yasin). Bisirri surati Yasin (dengan rahasia surah Yasin), ijabah permohonan kami ya Allah ya Rabbi, minal aminin wal maqbulin. Dalam keamanan Tuhan, dan dalam perkenan restu dari-Nya. Demi kemuliaan Tuhan, demi keagungan nisfu sakban yang terdapat di sisi-Nya,kabulkan hajat-hajat kami. Insya Allah. Wallahu a’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *